Part 2

1.8K 151 8
                                    


***

"Nuguseo?"

Pertanyaan itu Jennie ajukan begitu melihat seorang pria asing yang berdiri tepat di samping mobil berwarna putih yang ia kenali sebagai mobil milik Lisa.

Jennie baru saja akan berangkat ke kantor saat langkahnya terhenti karena rasa penasaran.

Pria itu menoleh padanya sebelum membungkuk dalam.

"Annyeonghaseo Nona Jennie, aku Lee Dongwook, orang yang akan mengantar Nona Lisa kemanapun mulai sekarang."

"Mwo? Lisa?"

Pria itu mengangguk dengan sedikit ragu karena mendapati ekspresi Jennie yang seperti itu.

Jennie membuka mulut, hendak mengucapkan sesuatu. Namun langkah kaki yang mendekat lebih dulu mengalihkannya.

"Jennie unnie? Unnie akan berangkat?"

"Lisa-ya, siapa dia?" Tanpa menjawab sapaan Lisa, Jennie memilih bertanya ulang.

Meskipun sudah mendengar jawaban dari pria itu, tetapi Jennie ingin mendengarkan jawaban langsung dari Lisa.

"Aah, kenalkan ini Dongwook oppa. Mulai sekarang dia yang akan mengantarku."

Rupanya pria itu tidak berbohong.

"Apa kau bercanda?"

Lisa mengangkat sebelah alisnya. "Ani, waeyo? Apa aku terlihat sedang bercanda unnie?"

Jennie menatap wajah Lisa yang memang sedang tidak menampakkan raut jahilnya sedikitpun.

Sebenarnya bila hanya menilai dari ekspresinya sekarang, Jennie akan langsung mengatakan kalau Lisa sedang serius.

Hanya saja Jennie sulit percaya.

"Kenapa tiba-tiba? Bukankah kau tidak pernah ingin diantar jemput oleh siapapun?"

Lisa memutar matanya. "Itu saat aku masih muda unnie. Di saat semangat masa mudaku masih membara."

"Unnie serius Lisa-ya." Jennie gemas sekaligus sebal.

"Aku juga serius unnie," jawab Lisa santai. "Sekarang aku sangat malas bila harus berkendara sendiri. Jalanan sangat macet."

"Tidak masuk akal sekali," desis Jennie. "Kau bilang kau tidak suka menunggu. Itu sebabnya kau tidak suka bila harus selalu diantar jemput."

Saat ini Jennie hanya mengulang apa yang pernah Lisa katakan dulu, saat mereka tidak menyetujui perihal gadis itu yang mengendarai kendaraan sendiri.

"Sekarang aku lebih membenci kemacetan. Itu sangat melelahkan," balas Lisa lugas. "Lagipula aku tidak perlu menunggu. Dongwook oppa akan selalu mengikuti dan menungguku kapan saja dan di mana saja."

Jennie membalas Lisa dengan tatapan penuh selidiknya hingga adik bungsunya itu mau tidak mau merasa canggung.

"Berhenti menatapku seperti itu unnie," rengek Lisa lalu bergerak merangkul bahu Jennie, berusaha meringankan atmosfer di antara mereka. "Kau membuatku takut."

"Kenapa takut bila tidak melakukan kesalahan apapun?" Jennie melipat tangannya di depan dada.

Lisa meringis melihatnya. "Kau seperti ingin menelanku bulat-bulat unnie. Memangnya apa salahnya bila aku tidak ingin membawa kendaraan sendiri? Bukankah kalian lebih suka seperti ini?"

Jennie mendengus pelan mendapati wajah Lisa yang tersenyum polos ke arahnya. Ia memejamkan mata lalu menarik nafas panjang. Tidak seharusnya ia mendadak merasa curiga pada Lisa, adiknya sendiri.

Ephemeral [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang