***Jennie marah.
Kemarahan itu seolah siap meledak dari dirinya, terdorong oleh rasa khawatir saat mendengar kabar bahwa adik bungsunya mengalami kecelakaan.
Jennie bukan marah kepada orang lain, melainkan kepada dirinya sendiri.
Andaikan saja ia lebih tegas melarang Lisa ke kampus hari ini, jelas saja kecelakaan ini tidak akan terjadi.
Seharusnya anak itu memang beristirahat di rumah karena baru saja sembuh.
"Jennie, tenanglah."
Mata kucing itu menajam. "Bagaimana kau bisa menyuruhku untuk tenang unnie?! Lisa mengalami kecelakaan! Apa kau tidak khawatir?!!"
"Tentu saja aku khawatir," jawab Jisoo tenang, meskipun ia sedikit tersinggung dengan tuduhan Jennie. "Tapi bila kau terus seperti ini, bukan hanya Lisa yang akan berakhir di rumah sakit, tapi kita berdua juga."
Keduanya memang sedang berada di mobil Jennie. Dan... katakan saja putri kedua Park Haesoo itu sedang menjadikan jalan raya sebagai arena balap dadakan.
"Prioritas utama kita adalah sampai di rumah sakit. Kau tidak perlu takut, unnie, aku ahli dalam berkendara," kata Jennie tanpa menurunkan kecepatan mobilnya.
Jisoo menghela nafas dan memilih memejamkan matanya, tidak sanggup melihat cara Jennie berkendara.
Salah besar bila Jennie merasa bahwa hanya dirinya yang marah dan khawatir.
Nyatanya Jisoo pun sekarang berada di kondisi yang sama. Bedanya, sulung Park itu lebih pandai dalam mengendalikan diri.
Jisoo marah pada dirinya.
Menjadi seorang dokter berarti bahwa Jisoo harus berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan banyak orang.
Tapi baginya, semua itu tidak berguna bila ia tidak bisa menjadi orang pertama yang menolong adiknya sendiri.
Katakan saja Jisoo egois, tetapi ia akan mengorbankan siapapun demi menyelamatkan adiknya.
"Andaikan saja unnie masih berada di rumah sakit. Unnie pasti akan memastikan Lisa baik-baik saja."
Kecelakaan itu terjadi di saat Jisoo sudah berada di mansion, baru saja selesai membersihkan tubuhnya.
Alhasil Jisoo tidak bisa menangani Lisa secara langsung saat Chaeyoung menghubungi mereka dan mengabarkan bahwa Lisa mengalami kecelakaan.
Haesoo dan Jihye sendiri sudah lebih dulu berada di rumah sakit karena lokasi meeting mereka yang kebetulan tidak jauh dari sana.
Tidak butuh waktu lama, mereka tiba di rumah sakit. Keduanya tidak membuang waktu. Jennie memarkirkan mobilnya dengan asal dan menyerahkan kuncinya pada satpam yang berjaga.
"Appa, eomma, bagaimana kondisi Lisa?"
Kedua gadis Park itu menghampiri orangtua mereka yang terduduk di depan ruang IGD.
"Dia masih sedang dalam penanganan, nak."
Jennie menoleh ke samping dan menemukan Chaeyoung yang tertunduk dengan mata sembabnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana Lisa bisa---"
"Mianhae." Permintaan maaf itu menghentikan ucapan Jennie. "Ini semua salahku."
"Apa maksudmu, Chaeng? Kenapa---"
"Baguslah kalau kau menyadarinya."
Mereka semua spontan menatap pemuda yang berdiri tidak jauh dari mereka dengan tangan terlipat di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [On Going]
Fanfiction*** Semuanya terlalu sempurna Terlalu sempurna hingga aku tidak menyadari bahwa kesempurnaan hanya sebuah ilusi sementara yang akan berakhir di satu titik. Aku hanya terlalu naif untuk mempercayai segalanya akan bertahan selamanya *** Start: 03 Febr...