Part 1

2.5K 204 14
                                    


***

Lisa berbaring di tempat tidurnya dengan jari yang sibuk memainkan ponsel.

Beberapa menit yang lalu, ia baru saja selesai membersihkan tubuhnya. Namun ternyata waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lewat.

Beginilah bila Lisa bertemu dengan Jeon Jungkook, sahabatnya itu. Ia pasti akan lupa waktu. Apalagi karena mereka sudah lama tidak bertemu.

Tok Tok

Lisa hanya melirik pintu kamarnya yang diketuk tanpa niat untuk menjawab.

Meskipun Lisa mengerti bahwa keluarganya termasuk dalam kategori manusia super sibuk, tapi tetap saja ia merasa kesal saat tidak satupun dari mereka datang menjemputnya di bandara.

Padahal sejak beberapa hari lalu ketiga saudarinya itu paling semangat menunggu kepulangannya.

Cih

Lisa berdecak sebal dan memilih membungkus tubuhnya dalam selimut. Mengabaikan ketukan pintu yang kembali terdengar.

Si pengetuk yang sepertinya sadar tidak akan mendapatkan respon apapun dari pemilik kamar, berinisiatif untuk membuka pintu itu secara langsung.

Gumpalan panjang yang tertutup selimut membuatnya terkekeh kecil.

"Aigo apa adik unnie sedang marah?"

Masih tidak ada jawaban apapun dari Lisa.

Gadis bermata kucing itu memilih menghampiri Lisa dan ikut berbaring di atas tempat tidur.

Mengabaikan gumpalan panjang--- yang adalah tubuh adiknya--- yang bergeser menjauh darinya, Jennie semakin mendekatkan tubuhnya dan memeluk Lisa dari belakang.

"Maafkan unnie hmm?" Ucapnya sambil menghirup aroma khas adiknya yang sangat ia rindukan. "Seharusnya unnie yang menjemputmu, tapi Sejeong malah menjebak unnie dalam sebuah rapat."

Lisa memanyunkan bibirnya.

Ingin sekali berbalik dan membalas pelukan Jennie, tapi ia juga masih ingin berada dalam mode ngambek.

"Lisa-ya kenapa diam saja? Apa kau tidak merindukan unnie? Kita sudah tidak bertemu selama dua tahun. Unnie sangat merindukanmu."

Baiklah, Lisa menyerah.

Bila harus menghadapi sikap manis dari saudarinya, maka Lisa tidak dapat melakukan apapun.

Ia berbalik dan balas memeluk tubuh Jennie. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher unnie nya itu.

"Aku juga merindukan unnie. Tapi unnie jahat sekali melupakanku layaknya anak ayam tersesat di bandara."

"Bukankah ada pangeran yang akan selalu menolongmu? Jangan kira unnie tidak tahu kalau kau baru saja pulang dari berpacaran dengannya." Jennie tidak bisa menahan diri untuk menggoda adiknya.

"Jungkook bukan pacarku unnie. Dia sahabatku."

"Arasseo-arasseo." Sekali lagi Jennie terkekeh. Tangannya bergerak mengelus puncak kepala Lisa.

"Lagipula jangan kira aku tidak tahu kalau unnie sedang mengalihkan pembicaraan," balas Lisa, menggunakan cara berbicara Jennie sebelumnya hingga Jennie semakin terkekeh karenanya.

"Mianhae hmm? Unnie sudah memarahi Sejeong."

"Aku juga akan memarahinya nanti."

Lisa memang mengenal Sejeong. Bahkan tidak jarang keduanya memperdebatkan hal-hal kecil.

Ephemeral [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang