Part 19

1.1K 157 8
                                    


***

"Ya Park Lisa, sampai kapan kau berniat untuk mempertahankan egomu?"

Gerutuan penuh rasa sebal itu diabaikan oleh si gadis berponi yang masih asik menonton film pada layar TV raksasa di kamar rawatnya.

Mengingat Lisa tidak diberikan izin untuk memegang ponselnya maupun ponsel milik siapapun dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal untuknya, menonton film adalah satu-satunya hal yang bisa ia lakukan.

"Jendeukie, jangan berteriak seperti itu. Meskipun ruangan ini besar, tapi suaramu akan terdengar sampai di luar."

"Unnie! Bagaimana aku tidak marah bila adikmu itu tidak ingin menyentuh makan siangnya?! Kau seharusnya lebih tahu dari siapapun kalau ini bahkan sudah satu jam berlalu sejak jadwal minum obatnya!"

Jisoo meringis saat Jennie sama sekali tidak mengecilkan suaranya dan justru membalas ucapannya dengan teriakan yang sama kerasnya.

"Sudah kubilang aku akan mengurus diriku sendiri unnie," balas Lisa kembali mengulang kalimat yang sejak tadi ia jadikan sebagai balasan.

"Apa kau sadar dengan kondisimu?! Kau bahkan tidak bisa memegang sendok dengan tangan raksasamu itu!"

Lisa menunduk menatap tangan dan lengan kanannya yang berada dalam gips. Bibirnya mencebik sedih karena ejekan Jennie.

"Jendeukie," tegur Jisoo.

Gadis bermata kucing itu segera tersadar dengan ucapannya.

Oh tidak.

Sejak bangun dari tidurnya kemarin, perkara tangan kanannya yang sementara tidak bisa digunakan menjadi topik yang sangat sensitif untuk Lisa. Jihye sendiri yang memperingatkan mereka sebelum pulang tadi.

Jennie menatap Jisoo, meminta pertolongan dari unnie nya itu melalui tatapannya.

Tapi Jisoo hanya diam di tempatnya, kembali membaca buku pengetahuan kedokterannya tanpa berniat membantu Jennie.

Jennie nenggigit pipi dalamnya sebelum berjalan mendekati brankar Lisa.

"Lisa-ya..."

Lisa tidak menggubris Jennie.

"Mianhae, unnie tidak bermaksud seperti itu. Tanganmu adalah tangan paling indah yang pernah unnie lihat sekarang Lisa-ya."

Lisa melirik Jennie sekilas. Jelas saja Jennie tidak serius dengan ucapannya. Ia hanya sedang berusaha untuk membujuknya agar tidak marah.

"Aku mau appa," gumam Lisa pelan, mendadak merindukan appanya.

Memang sejak kemarin, hanya dua orang yang belum pernah menemuinya.

Pertama, Chaeyoung. Lisa sudah bisa menebak dengan mudah alasan mengapa kakak kembarnya itu tidak menemuinya.

Dan kedua, Haesoo. Untuk yang satu ini Lisa sama sekali tidak bisa menebak alasan mengapa appa nya itu belum menemuinya.

Ditambah lagi saat Lisa tiba-tiba saja teringat dengan sikap Haesoo pagi kemarin.

Apa ini semua ada hubungannya dengan apa yang Sohee sampaikan padanya kemarin?

Ah memikirkan semua ini hanya mengundang denyutan di kepalanya.

"Lisa-ya, appa sedang sibuk. Dia akan---"

"Apa kesibukannya itu lebih penting dari melihat keadaanku sekarang?"

Apa Jennie lagi-lagi salah berucap?

Ephemeral [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang