***Dengan beberapa buku di tangannya, Chaeyoung melangkah riang menghampiri kelas Lisa.
Kelasnya telah selesai, jadi Chaeyoung memutuskan untuk menjemput adik kembarnya itu sekalian melihat bagaimana kondisinya.
Apa adiknya itu sudah mampu beradaptasi?
Chaeyoung sedikit khawatir, mengingat Lisa termasuk orang yang sulit untuk memulai percakapan. Anak itu hanya merasa nyaman bila salah satu dari saudarinya ada di sana untuk membuka jalan.
Ah sayang sekali. Seandainya saja dulu ia mengambil jurusan desain interior seperti Lisa dan bukannya fashion design, mereka pasti akan sekelas.
"Hmm. Kelasku baru saja selesai."
Baru saja ingin berbelok pada koridor yang membawanya pada kelas Lisa, Chaeyoung menghentikan langkahnya ketika mendengar suara Lisa.
"Nee. Hari ini tidak ada masalah."
Lisa sedang membelakanginya dengan ponsel di telinganya. Gadis itu sedang menelpon seseorang.
"Gwenchana unnie. Tidak perlu khawatir."
Unnie? Apa Lisa sedang menelpon dengan salah satu unnie mereka?
"Nde, aku janji. Jangan cerewet unnie. Kau membuat telingaku panas."
Chaeyoung memutuskan untuk mendekati Lisa.
"Sedang berbicara dengan siapa?"
Pertanyaannya itu spontan membuat Lisa menoleh kepadanya dengan ponsel yang masih melekat di telinganya.
Keterkejutan terlihat jelas di mata hazelnya.
Setelah mengucapkan salam perpisahan, Lisa segera mengakhiri panggilannya.
"Kelasmu sudah selesai?" Lisa menarik bibirnya ke atas menatap Chaeyoung seraya menyimpan ponselnya kembali di dalam saku hoodienya.
"Eoh." Chaeyoung mengangguk pelan. "Tadi itu siapa? Jennie unnie ya?"
Chaeyoung berasumsi bahwa orang di ujung panggilan tadi adalah Jennie. Didengar dari pembicaraannya dengan Lisa, sepertinya orang di sambungan itu cukup cerewet.
Bila membandingkan kedua unnienya, Jennie lebih memenuhi kriteria itu.
"Itu---"
"Lisa-ssi!"
Panggilan itu berhasil mengalihkan perhatian keduanya.
Dua orang gadis menghampiri mereka.
"Kami akan pulang lebih dulu eoh? Terimakasih untuk yang tadi."
Lisa membalas senyuman mereka. "Nee, tidak masalah. Kalau kalian membutuhkan bantuanku lagi, jangan sungkan untuk mengatakannya."
Salah satu gadis itu mengacungkan jempolnya. "Arasseo. Sampai ketemu besok."
Kedua gadis itu menoleh ke samping dan seketika tersenyum canggung. Jelas sekali baru menyadari siapa yang berada di samping Lisa. "Chaeyoung-ssi, kami duluan."
"A-ah? E-eoh." Chaeyoung membalas dengan tidak kalah canggung.
Setelah keduanya berlalu meninggalkan mereka, Chaeyoung membuka mulutnya, hendak kembali bertanya pada Lisa.
Namun lagi-lagi seseorang memotongnya.
"Park Lisa, kenapa lama sekali? Kami menunggumu." Kali ini pelakunya adalah seorang pemuda yang berdiri di pintu kelas Lisa dengan ponsel berada di tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [On Going]
Fanfiction*** Semuanya terlalu sempurna Terlalu sempurna hingga aku tidak menyadari bahwa kesempurnaan hanya sebuah ilusi sementara yang akan berakhir di satu titik. Aku hanya terlalu naif untuk mempercayai segalanya akan bertahan selamanya *** Start: 03 Febr...