***"Ah, ada apa dengan anak ini. Kenapa semua pakaiannya berlengan panjang?"
Gerutuan itu terdengar dari sebuah kamar bernuansa kuning hitam pada mansion besar Park.
Jennie mendorong satu per satu pakaian Lisa yang tergantung pada walk in closetnya.
Sejak tadi Jennie berusaha mencari pakaian yang mudah digunakan oleh adiknya itu di kondisinya saat ini.
Tangan kanan raksasa gadis berponi itu pasti membuatnya kesulitan untuk menggunakan beberapa jenis pakaian tertentu.
Ah Jennie harus berhenti menyebutnya sebagai tangan raksasa.
Adik bungsunya itu masih cukup sensitif dengan tangan kanannya yang sementara tidak bisa digunakan itu.
Pencahariannya belum membuahkan hasil apapun. Jennie tidak menemukan apapun selain tumpukan sweater dan hoodie berlengan panjang.
"Unnie kurasa kita harus pergi membeli pakaian baru untuknya."
"Kau cerewet sekali Jendeukie," ucap Jisoo yang sedang memilih pakaian dalam dan juga bawahan untuk Lisa. "Lengan panjang maupun pendek, cara memakainya sama saja. Lebih baik kau mencari kemeja saja untuknya. Itu lebih mudah untuk dia gunakan."
Gerakan tangan Jennie terhenti. Otaknya perlahan mencerna ucapan Jisoo.
Benar juga. Kenapa Jennie sama sekali tidak memikirkannya?
Meninggalkan sisi walk in closet yang berisikan pakaian santai itu, Jennie berpindah pada sisi lainnya.
Kali ini pandangan Jennie dipenuhi dengan kumpulan kemeja berlengan panjang.
"Apa anak ini memiliki obsesi pada pakaian lengan panjang?" Gumam Jennie namun tidak urung menarik beberapa kemeja yang cukup tipis dan tidak akan mengganggu kenyamanan Lisa saat menggunakannya.
Setelah merasa cukup, Jennie mulai memasukkannya di dalam sebuah tas jinjing berukuran sedang.
Mereka memang berencana untuk membawa beberapa lembar pakaian Lisa agar tidak perlu kembali ke mansion setiap hari hanya untuk mengambil pakaian.
"Jisoo unnie, aku sudah selesai. Apa ada yang ingin dibantu unnie?"
Menunggu selama beberapa detik, Jennie tidak mendapat jawaban apapun dari Jisoo.
Ia menoleh ke belakang, namun tidak menemukan Jisoo di tempat terakhirnya tadi.
Mengangkat tas yang sudah terisi penuh itu, Jennie memutuskan untuk keluar dari walk in closet itu, sekaligus mencari keberadaan Jisoo.
Unnie nya itu tidak mungkin meninggalkannya kan?
Mereka sudah berjanji untuk mengambil keperluan Lisa dan berangkat ke rumah sakit bersama.
"Jisoo unnie?"
Kening Jennie berkerut saat menemukan Jisoo yang sedang membelakanginya, menghadap tempat tidur milik Lisa.
Kalau sejak tadi Jisoo ada di sini, kenapa dia tidak menjawabnya?
"Unnie?"
"Jennie-ya"
Suara Jisoo yang mendadak terdengar sedang menahan amarahnya membuat Jennie semakin bertanya-tanya.
Barusan beberapa menit yang lalu, unnie nya ini masih berada dalam suasana hati yang baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [On Going]
Fanfiction*** Semuanya terlalu sempurna Terlalu sempurna hingga aku tidak menyadari bahwa kesempurnaan hanya sebuah ilusi sementara yang akan berakhir di satu titik. Aku hanya terlalu naif untuk mempercayai segalanya akan bertahan selamanya *** Start: 03 Febr...