***Belakangan ini, Lisa sering memikirkan banyak hal.
Berkali-kali Lisa berusaha meminta maaf pada ketiga unnie nya. Tapi hingga saat ini hasilnya nihil.
Pertemuan terakhirnya dengan Jennie di cafe beberapa waktu lalu masih berbekas di ingatan Lisa.
Ia tentu sudah menduga bahwa unnie nya itu akan marah padanya. Namun Lisa sama sekali tidak menyangka bahwa Jennie akan semarah itu.
Lisa kembali menghela nafas. Tidak hanya Chaeyoung dan Jennie, tapi Lisa yakin Jisoo pun sedang marah padanya.
Lisa memang tidak sempat bertemu dengan Jisoo karena unnie nya itu mendadak menjadi sangat sibuk selama seminggu belakangan ini. Tapi melihat tidak satupun pesan darinya yang Jisoo balas, Lisa yakin dugaannya benar.
Kelakuan mereka itu membuat Lisa bertanya-tanya.
Seumur hidupnya, Lisa tidak pernah sekalipun menerima kemarahan seperti ini dari ketiga unnienya.
Lantas kenapa sekarang mereka harus semarah ini? Rasanya kemarahan mereka sangat tidak wajar untuk hal sekecil ini.
"Park Lisa, apa kau baik-baik saja?"
Teguran itu berhasil menyadarkan Lisa dari lamunannya.
Entah sejak kapan, dosen wanita yang tadinya sedang mengajar di kelasnya kini bediri tepat di depan mejanya.
Ah sial.
"N-nde. Jjaesunghamnida." Lisa menunduk meminta maaf.
"Igeo. Kau menjatuhkan ini."
Lisa kembali mendongak dan melihat benda yang disodorkan padanya. Sebuah pen ipad dengan stiker anak ayam di ujungnya. Itu jelas miliknya.
Kapan benda itu terjatuh dari tangannya?
Seingat Lisa, ia masih memegang dan menggunakannya karena mereka diberikan tugas untuk membuat rancangan ruang makan sederhana dengan tema minimalis.
"Kamsahamnida." Lisa mengambilnya dengan tangan kiri, masih dengan tatapan penuh tanyanya.
"Kau yakin baik-baik saja?"
"N-nde?"
Wanita yang berusia kurang lebih sepantaran dengan Jihye itu terlihat menatap Lisa sesaat.
"Bila kurang enak badan, istirahatlah di ruang kesehatan," ucapnya lagi.
Lisa semakin bingung. Rasanya dia baik-baik saja, kenapa dosen itu memintanya pergi ke ruang kesehatan?
"Kulihat kau juga sudah menyelesaikan tugas yang kuberikan."
Mendengar kalimat itu, Lisa menunduk untuk memperhatikan layar ipadnya yang masih menyala.
Ia bahkan tidak sadar telah menyelesaikan tugasnya.
"A-ah, n-nde."
Wanita itu mengangguk. "Kirimkan filenya padaku, setelah itu pergi ke ruang kesehatan."
Tanpa menunggu jawaban Lisa, wanita itu kembali ke depan, menuju ke mejanya.
Lisa memegang tengkuknya, merasa gugup dengan tatapan dari teman kelasnya yang sebagian besar tertuju padanya.
Tidak ingin berlama-lama setelah kejadian barusan, Lisa mengikuti perintah dosennya itu dan segera mengumpulkan tugasnya. Setelah itu ia berpamitan dan meninggalkan ruang kelas.
Namun bukannya menuju ruang kesehatan, Lisa lebih memilih untuk menuju parkiran di mana Dongwook menunggunya.
Kelas tadi adalah kelas terakhirnya hari ini, jadi ia tidak perlu belama-lama di kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [On Going]
ספרות חובבים*** Semuanya terlalu sempurna Terlalu sempurna hingga aku tidak menyadari bahwa kesempurnaan hanya sebuah ilusi sementara yang akan berakhir di satu titik. Aku hanya terlalu naif untuk mempercayai segalanya akan bertahan selamanya *** Start: 03 Febr...