***"Berhenti melirikku."
Chaeyoung tergagu sebelum mengalihkan tatapannya ke arah lain.
Sejak pagi tadi, di kamar rawat Lisa hanya terlihat sepasang kembar Park itu.
Meskipun begitu, selama berjam-jam tidak ada satupun dari keduanya yang membuka suara.
Hingga Lisa memulainya beberapa detik yang lalu. Itupun sepertinya karena ia sudah jengah dengan lirikan Chaeyoung.
Tapi bagaimana Lisa tahu kalau Chaeyoung beberapa kali mencuri pandang padanya? Sejak tadi gadis berponi itu terlihat asik dengan tayangan di TV.
Apa dia benar-benar memiliki mata ketiga di balik poninya?!
"Aku tidak melirikmu." Chaeyoung berusaha membela diri dengan sia-sia.
Seolah tidak mendengar bantahan Chaeyoung, Lisa kembali melontarkan kalimat balasan.
"Kalau kau ingin meminta tandatanganku, kau bisa kembali beberapa bulan lagi," tukas Lisa seraya mengelus tangan kanan raksasanya yang berada dalam gips.
"Tapi kalau kau memaksa, saat ini aku bisa memberikanmu tanda kaki," tambahnya.
Chaeyoung melongo. Ada apa dengan anak ini? Kenapa mendadak kembali bersikap jahil?
"Ya---"
"Ah tidak tidak." Lisa menyela ucapan Chaeyoung. "Khusus untukmu yang sudah mengabaikanku, aku bersedia memberikanmu tanda bibir."
Mata cokelat itu semakin melotot. Apa Lisa baru saja menyinggungnya?!
"Mungkin saja ini terakhir kalinya kau melihatku."
"Ya Park Lisa!" Kali ini Chaeyoung tidak bisa menahan diri untuk tetap diam setelah mendengar kalimat terakhir Lisa.
"Wae? Kenapa marah?" Lisa mengangkat sebelah alisnya seraya menatap Chaeyoung secara langsung untuk pertama kalinya.
Sejak tadi keduanya memang berbicara tanpa menatap satu sama lain.
"Lagipula aku hidup atau mati tidak ada bedanya untukmu bukan?"
Wah.
Ini tidak bisa dibiarkan lagi.
Chaeyoung benar-benar kehilangan kata-kata.
Bila seperti ini, bisa dipastikan ada sesuatu yang tidak beres dengan Lisa.
Chaeyoung baru saja mengira bahwa Lisa kembali dengan kejahilannya. Tapi rupanya sejak tadi gadis itu bersikap sarkastik.
"Tentu saja beda!" Gadis blonde itu bangkit dari duduknya dan menghentakkan kakinya menghampiri Lisa dengan membara.
Namun Lisa sama sekali tidak gentar. Masih dengan wajah santainya yang terlihat sangat menyebalkan untuk Chaeyoung, ia kembali mengangkat sebelah alisnya.
"Apa bedanya?"
"Apa kau sudah tidak waras Park Lisa!" Bentak Chaeyoung. "Bagaimana bisa kau menyamakan dirimu dalam keadaan hidup dan mati?! Apa kau sudah tidak ingin hidup?!!"
Entah amarah darimana yang mengusasi Chaeyoung hingga ia benar-benar berteriak keras pada adik kembarnya itu.
"Bukankah itu kau?"
"Mworago?!"
"Entah aku hidup atau mati, kau tetap saja mengabaikanku. Jadi apa yang membuatnya berbeda?"
Chaeyoung menggertakkan giginya. Ingin membalas namun ia tidak menemukan kalimat apapun untuk melawan ucapan Lisa.
"Sekarang kalau kau memang merasa tidak nyaman untuk menemaniku di sini, kau boleh pergi, Chaeyoung. Aku akan membuat alasan pada appa, eomma, dan unniedeul saat mereka datang nanti."
![](https://img.wattpad.com/cover/361614177-288-k940354.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [On Going]
Fanfiction*** Semuanya terlalu sempurna Terlalu sempurna hingga aku tidak menyadari bahwa kesempurnaan hanya sebuah ilusi sementara yang akan berakhir di satu titik. Aku hanya terlalu naif untuk mempercayai segalanya akan bertahan selamanya *** Start: 03 Febr...