Part 37

1.1K 139 17
                                        


***

The Misidentify, The Foolishness, and The Disaster

***

Hari ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan hari lain yang Chaeyoung jalani belakangan ini.

Sejak Lisa memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di luar negeri, gadis blonde itu bisa dengan lantang mengakui bahwa dirinya merasa kesepian.

Meskipun Chaeyoung memiliki banyak teman, tapi mereka tidak dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh adiknya.

Sepanjang hidupnya, Chaeyoung selalu melakukan banyak hal bersama Lisa. Mulai dari berangkat sekolah di pagi hari hingga pulang sekolah di sore harinya.

Namun Chaeyoung terpaksa harus mulai membiasakan diri dengan hari-harinya tanpa Lisa. Setidaknya sampai beberapa tahun ke depan.

Saat ini waktu menunjukkan pukul sembilan malam dan Chaeyoung masih berada di depan gerbang kampus, menunggu kedatangan unnie nya seorang diri.

Sebenarnya yang biasa menjemput Chaeyoung adalah Shin ahjussi, supir pribadi keluarga Park. Namun hari ini pria tua itu tidak dapat menjemput Chaeyoung karena mobilnya yang mendadak mogok.

Ingin meminta supir lain untuk menjemputnya, tapi mereka semua sedang mengantar Haesoo dan Jihye ke tempat yang berbeda.

Ingin meminta tolong pada Jisoo, tapi sulung Park itu tidak mengangkat ponselnya. Chaeyoung bisa menebak bahwa unnie nya itu pasti sedang berada di ruang operasi.

Akhirnya dengan sisa harapannya, Chaeyoung menghubungi Jennie. Dan sialnya, sesuai dugaan, Jennie pun sedang makan malam bersama seorang klien.

Sejak awal Chaeyoung memang tahu bahwa sangat kecil kemungkinan Jennie memiliki waktu kosong, bahkan di malam hari sekalipun. Unnie keduanya itu benar-benar gila kerja.

Namun beberapa menit setelah panggilannya terputus dan Chaeyoung memutuskan untuk mencari taksi saja, ponselnya kembali berdering.

Jennie menelponnya dan berkata akan segera menjemputnya. Meskipun Chaeyoung merasa cukup lega, tapi tetap saja ia harus menunggu lebih lama karena lokasi Jennie yang berjarak cukup jauh.

Helaan nafas panjang sudah berapa kali terlepas dari bibir Chaeyoung sejak panggilan terakhirnya dengan Jennie.

Andai saja Lisa tidak berkuliah di Kanada, Chaeyoung pasti tidak akan menunggu seorang diri seperti ini. Lisa pasti sedang bersamanya.

Dan juga... Chaeyoung pasti tidak akan merasa segelisah ini.

Sejak tadi kakinya tidak berhenti bergerak dengan kepala mendongak ke sana kemari berharap segera menemukan mobil familiar milik Jennie.

Langit semakin gelap tanpa adanya bintang dan bulan.

Suara gemuruh yang awalnya terdengar cukup jauh, lama kelamaan terdengar semakin dekat. Bisa dipastikan beberapa menit lagi jutaan butiran air itu akan jatuh membasahi bumi.

Melirik sekitarnya, Chaeyoung mulai bersiap-siap untuk mencari tempat berteduh.

Gerbang kampusnya telah dikunci beberapa menit lalu. Satpam yang bertugas sedang menyisir seluruh ruangan di dalam gedung tinggi itu, memastikan tidak ada seorangpun yang tertinggal di dalam.

Alhasil bilapun ingin kembali ke dalam dan menunggu di lobby, Chaeyoung tidak bisa melakukannya.

"Park Chaeyoung-ssi?"

Suara asing yang menyebut namanya, berhasil menarik atensi Chaeyoung.

Ia bahkan tidak menyadari bagaimana sebuah mobil hitam kini berhenti tepat di depannya.

Ephemeral [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang