***
"Unconditional Trust"
***Tok! Tok!
Lisa spontan menutup macbooknya begitu suara ketukan itu memasuki pendengarannya.
Selepas jam makan malam tadi, Lisa memang sengaja mengunci kamarnya.
Ia hanya takut seseorang tiba-tiba memasuki kamarnya dan melihat sesuatu yang seharusnya tidak boleh mereka lihat.
Bangkit dari duduknya, Lisa berjalan ke arah pintu, memutar kunci yang menggantung di sana dan membukanya.
"Kena--- appa? Eomma?"
Awalnya Lisa mengira yang datang mengunjungi kamarnya adalah Chaeyoung, berhubung Jisoo dan Jennie hari ini bekerja lembur dan pulang terlambat.
Namun jantung Lisa bergedup kencang begitu ia justru menemukan Haesoo dan Jihye yang berdiri bersampingan di hadapannya.
Tepat saat itu, sebuah memory tiba-tiba berputar di kepala Lisa. Peringatan Sohee mengenai keluarganya yang sudah mengetahui perihal dirinya mengonsumsi obat penenang.
Ah... Lisa benar-benar melupakannya.
"Lisa, nak, apa appa dan eomma mengganggu?"
Suara lembut Jihye seolah menghinpotis Lisa membuatnya tanpa sadar mengangguk.
"Eoh? Kalau begitu appa dan eomma akan kembali nanti." Jihye baru saja ingin menarik lengan Haesoo untuk pergi dari sana saat Lisa lebih dulu tersadar.
"Mwo? Aniyo! Maksudku tidak!" Ucap Lisa cepat dan segera membuka pintu kamarnya lebih lebar. "Appa dan eomma boleh masuk ke kamarku."
Haesoo melepaskan tangan Jihye di lengannya sebelum berjalan lebih dulu memasuki kamar Lisa, setelah mengusap puncak kepala gadis berponi itu sekilas.
Jihye melemparkan sebuah senyum pada Lisa sebelum mengikuti Haesoo dari belakang, menuju ke arah ruang tamu mini di kamar Lisa.
Perasaan Lisa semakin gelisah. Apalagi karena Haesoo sama sekali tidak mengatakan apapun sejak tadi.
Menarik nafas panjang dan menyiapkan mentalnya, Lisa menutup pintu kamarnya dan menyusul kedua appa dan eommanya.
"Jadi apa hal penting yang membuat Tuan dan Nyonya Park yang terhormat meninggalkan pekerjaannya untuk menemuiku?" Tanya Lisa, tidak lupa memasang senyum polos di bibirnya.
Haesoo meletakkan tangannya di depan dada dengan wajah terlukanya. "Lisa-ya, kau menyakiti hati appa."
Senyum Lisa semakin lebar. Ini yang Lisa nantikan. Respon Haesoo yang seperti ini berhasil sedikit meringankan perasaan gelisahnya.
Gadis berponi itu mengambil tempat di samping Jihye dan memeluk perut eommanya dari samping.
Jihye tersenyum seraya mengelus puncak kepala putri bungsunya dengan lembut.
"Lisa, nak, apa appa dan eomma boleh bertanya sesuatu?"
"Eomma baru saja bertanya," jawab Lisa dengan jarinya yang memainkan ujung terusan sehari-hari Jihye.
Wanita itu menarik hidung Lisa gemas diikuti kekehan Haesoo.
"Apa Lisa masih mengonsumsi obat penenang?"
Pertanyaan yang dibawa dengan sangat ringan itu tetap saja berhasil mengagetkan Lisa. Meskipun ia sudah menduga bahwa tujuan kedatangan Haesoo dan Jihye secara bersamaan ini pasti untuk membahas mengenai hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [On Going]
Fanfiction*** Semuanya terlalu sempurna Terlalu sempurna hingga aku tidak menyadari bahwa kesempurnaan hanya sebuah ilusi sementara yang akan berakhir di satu titik. Aku hanya terlalu naif untuk mempercayai segalanya akan bertahan selamanya *** Start: 03 Febr...