***"Apa hanya aku yang baru saja mendapat pesan tidak masuk akal ini?"
Jisoo memasuki kamar Jennie dengan mengangkat ponselnya, menunjukkan sebuah ruang chat yang terbuka.
Gadis berbibir hati itu baru saja pulang dari rumah sakit dan langsung dihadiahi dengan sebuah pesan dari adik bungsunya yang berhasil memancing amarahnya.
Rupanya Jennie pun sedang menatap ponselnya.
Benar-benar menatapnya.
Seolah benda itu adalah benda asing dari luar angkasa yang tiba-tiba saja muncul di kamarnya.
"Jendeukie!"
Teguran Jisoo mengembalikan kesadaran Jennie, menarik perhatiannya dari ponsel mahalnya.
Jennie baru saja akan membuka mulutnya saat pintu kamarnya kembali terbuka dengan kasar.
"Unnie! Lisa, dia---"
"Kami baru saja akan membahasnya," potong Jisoo.
"Bantu aku memahami isi pesannya unnie. Sepertinya aku salah paham." Chaeyoung mengeluarkan ponselnya dan mulai membaca isi pesan Lisa.
"Aku akan menginap di rumah temanku dan pulang besok. Saranghae."
Chaeyoung kembali menatap Jennie dan Jisoo bergantian setelah membacanya.
"Dan lihatlah! Untuk apa dia menambahkan emoticon hati sebanyak ini?!" Gadis blonde itu mengangkat ponselnya dan menunjukkan kuranglebih sepuluh emoticon hati yang Lisa tambahkan di akhir pesannya. "Apa dia pikir ini akan membantunya?!"
Jennie ikut menatap ponselnya dan mendengus samar. Benar saja, Lisa juga melakukan hal yang sama padanya.
"Dibanding mengirim pesan seperti ini, kenapa tidak mengatakannya secara langsung?! Apalagi dia memiliki banyak kesempatan di makan siang tadi!" Chaeyoung memulai protesannya setelah melempar ponselnya ke tempat tidur Jennie dengan asal.
"Tapi kenapa tadi dia hanya diam saja? Dia bahkan tidak mengatakan apapun sepanjang makan siang! Apa dia sudah tahu kita tidak akan setuju? Itulah kenapa dia merasa takut untuk mengatakannya secara langsung dan memutuskan langsung pergi?!" Chaeyoung kesal bukan main dengan perbuatan Lisa kali ini.
Rentetan celotehan gadis blonde itu membawa Jisoo dan Jennie pada kejanggalan siang tadi.
Sepanjang makan siang mereka, Lisa memang lebih banyak diam. Ia hanya akan bersuara saat ditanya. Itupun dengan jawaban sekadarnya saja.
Bahkan Jisoo sempat bertanya apakah anak itu baik-baik saja. Namun Lisa hanya berkata bahwa dia sedikit lelah.
"Mungkin dia hanya sedang bercanda." Jennie mencoba untuk berpikiran positif dan mulai bangkit berdiri dari tempat tidurnya. "Aku akan ke kamarnya untuk---"
"Dia tidak ada di sana," sela Jisoo dengan datar. "Bahkan ranselnya juga tidak ada."
"Aku juga sudah mengeceknya," tambah Chaeyoung.
"Dia---"
"Apa dia menginap di rumah Jungkook?"
Pertanyaan si sulung itu berhasil membuat Chaeyoung mendadak terdiam dari ocehan dan protesannya.
"Tentu saja unnie. Siapa lagi kalau bukan Jungkook? Dia tidak memiliki---"
"Dia memilikinya," sela Chaeyoung pelan.
"Mwo?" Jennie mengerutkan keningnya tidak terlalu menangkap apa yang diucapkan Chaeyoung.
Tidak langsung menjawab, Chaeyoung masih menatap kosong ke depan. Memutar kembali semua yang terjadi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral [On Going]
Fanfiction*** Semuanya terlalu sempurna Terlalu sempurna hingga aku tidak menyadari bahwa kesempurnaan hanya sebuah ilusi sementara yang akan berakhir di satu titik. Aku hanya terlalu naif untuk mempercayai segalanya akan bertahan selamanya *** Start: 03 Febr...