Sebelum baca inget klik bintang yaa, biar gak nunggu lama😍
11 tahun lalu...
"Bunda.. ayo pulang..."
Seorang laki-laki yang masih belia berbisik kepada orang yang melahirkannya.
Keduanya berdiri di ambang pintu mansion milik keluarga inti Monika.
Melihat raut putranya yang terlukiskan ketakutan, Diah menekuk lutut kemudian menggenggam bahunya.
"Gavin, tante Monika bukan cuma adik papa.." Diah melirik kepada wanita yang berdiri tak jauh dari keduanya.
"Dia dulu juga sahabat masa sekolah bunda lho.. Kenapa harus takut?" lanjut wanita dengan sorot sayu itu.
"Gavin tetep gak mau, bun!" kerutan muncul di dahi anak sebelas tahun itu.
Diah menghembuskan nafas sabar.
"Bunda ada projek lembur di tempat kerja, sayang.. Gak bisa ninggalin kamu sendirian di mansion.." jelasnya.
Gavin menatap kesal, "Kemaren kan udah, bun! Gavin gak suka disini..." suara laki-laki itu memelan di akhir.
"Loh, kenapa? Bukannya ada Clara sama om Edwin?" Diah melirik ke anak perempuan yang memeluk boneka sembari menonton perdebatan mereka.
Gavin terus menggeleng, ia semakin panik ketika bibinya itu mengayun kaki mendekat.
"Udah, Diah, biarin aku yang jaga dia. Kamu bisa telat ngurus yayasan." Monika mengambil alih lengan Gavin dengan senyum hambar.
Diah mengangguk dengan lengkungan lega di bibirnya, "Tolong ya, Ka. Aku jemput anakku tiga hari lagi."
"BUNDA!! GAK MAU!" jerit Gavin tak karuan ketika ibunya melambai.
"Ayo, Gavin.. Jangan nakal, ya?" Monika melempar tatapan tajam, namun bibirnya dihiasi senyum.
"BUNDA, JANGAN TINGGALIN GAVIN!" laki-laki yang baru menduduki bangku kelas lima SD itu berusaha memberontak ingin menyusul.
Wajahnya merah padam, urat muncul di lehernya, namun Monika mengeratkan cengkraman di kaosnya sehingga Gavin jadi tak berdaya.
"Maaf ya, sayang! Bunda janji bakal jemput tiga hari lagi!" Diah berseru sebelum akhirnya masuk ke Alphard keluarga Sagara.
Wajah Gavin berangsur pucat, atmosfir di mansion itu sangat tidak mengenakkan baginya.
Ia melirik tajam kepada bibinya yang menghempas kaosnya.
"Gav?!"
Baritone seorang pria di atmosfir mansion membuat Gavin bernafas lega.
Kakinya sontak mengayun cepat menuju sosok berkemeja yang datang dari arah tangga.
"Om!~" sapa Gavin dengan senyum yang mengembang cepat.
"Waduh, cepet banget tingginya! Bentar lagi fix ngalahin om, ya?" Edwin yang baru selesai mandi, kini mengacak rambut keponakannya.
"Besok gas main basket lagi, om!" ajak Gavin, netranya tampak antusias.
"Hayok, siapa takut?" Edwin mengangkat alis.
".. Tapi, karena ada dua puluh ribu pesanan, malem ini om harus berangkat lembur lagi" sendunya.
"Hh, makanya jangan miskin." celetuk Monika di belakang sana.
"Andai nikah sama pria yang lebih mapan, dia ngga bakal kerja keras, malah pegawainya yang lembur!" cibir wanita itu tanpa menyaring kata-katanya sama sekali.
![](https://img.wattpad.com/cover/346670115-288-k587358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Benefit
Fanfiction[Collaboration To Celebrate NCT Dream's Anniversary] Gavin Aksagara, laki-laki pewaris Grup First Empire, perusahaan impor asal China yang tengah menguasai pasar Asia. Ia memiliki prinsip tidak ingin menikah seumur hidup, bermain bersama teman dan '...