CHAPTER REVEAL: KEY HOLDER

789 163 48
                                    

Kelopak mata sang kasir minimarket tak mampu berkedip ketika melihat kegaduhan yang terjadi di layar televisinya. Pria dengan remote di tangannya itu melirik ke arah ponselnya. Lalu menegakkan kaki saat televisinya masih menyala.

"Ini tidak benar. Wanita itu tidak mungkin adalah seorang penculik." monolognya ketika berusaha mengingat bagaimana Tari memeluk anak sembilan tahun kala itu.

"Ini fitnah yang harus kuluruskan," tambahnya dengan dahi mengerut, lalu tangannya menyambar ponsel.

Jemari sosok yang bekerja sebagai supir itu bergerak di atas layar tipis, hanya terdengar suara hembusan nafasnya yang kian cepat di atmosfir di sekitarnya.

Pria itu mengulum bibir sebelum menekan posting di sebuah video dalam ponselnya.

Tersebar sebuah video yang merekam pembicaraan kelompok pria yang melapor kepada "Nyonya Besar" mengenai kegagalan mereka menangkap seorang anak.

Comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Comment

user775 astogee gw bingung mo percaya yg berita yg mana😭
user23 klo ini fitnah aduh gue kasian bgt sama mendiang Tari😨
Reply by user66 polisi negara kita ga pernah becus nanganin gini
Reply by user44 siapa reporternya yg bikin Tari jadi tersangka sih, kok ga nyari tau dulu? kan jatuhnya jadi fitnah

user775 astogee gw bingung mo percaya yg berita yg mana😭user23 klo ini fitnah aduh gue kasian bgt sama mendiang Tari😨Reply by user66 polisi negara kita ga pernah becus nanganin giniReply by user44 siapa reporternya yg bikin Tari jadi tersangka s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria dengan jas hitam duduk dengan sorot mata kosong, jemarinya bergerak gelisah mengetuk-ngetuk meja kaca di depannya yang terpajang nama jabatan sebagai direktur pemberitaan.

"Papa!!! Papa...!!" anak perempuannya yang masih berusia sepuluh tahun berlari masuk ke ruangannya dengan tergesa-gesa.

"Kenapa, Mila?" pria itu mengalihkan lamunan panjangnya, lalu menekuk alis kepada anak semata wayangnya.

"A-ada orang yang cari papa!" Mila berujar dengan wajah pucat sembari menunjuk ke belakang.

Ayah dari anak itu mematung ketika sekelompok orang dengan pakaian kepolisian menyusul di belakang, netranya bisa menangkap sebuah borgol yang seakan-akan disiapkan untuknya.

Married With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang