23. Berakhir

2.7K 539 433
                                    

Sebelum baca, klik bintang, biar gak lupa & nunggu lama lagi😍

Kiran menaruh sendok, berhenti makan sejenak ketika teman-temannya terus mendorongnya untuk bercerai.

Gadis itu memberi sorot sayu kepada Dio, "Hm, gimana ya aku bilangnya?"

Sembari lanjut makan, Arsy, Reyker, dan Kavino fokus memerhatikan gadis yang akhirnya membuka suara.

"Dio cowo yang baik banget.. Ra beruntung pernah dijagain sama dia." ujar Kiran lembut.

"Tapi, masa depan aku sekarang Gavin. Aku pengen ngenal dia lebih jauh lagi, maaf temen-temen.." lanjut gadis itu.

Arsy membuang wajah, ia kesal dengan sahabatnya yang menurutnya terlalu baik. Gavin jelas-jelas berselingkuh! Dan Arsy sangat benci pengkhianatan.

Ketiga laki-laki yang duduk melingkar di meja makan itu turut membuang nafas tipis. Tampak kecewa dengan jawaban dari Kiran.

"Gue mau ngomong sesuatu, Ra." datar Arsy setelah mengelap ujung bibirnya dengan tisu.

".. Tapi empat mata aja" tambah sahabat Kiran itu serius.

Putri Tari mengangguk, lalu ia berdiri dan mengayun kaki mengikuti gadis berambut pendek itu keluar.

***

Arsy dan Kiran berdiri di teras, dimana mereka bisa melihat cahaya bulan yang ditutupi oleh kumpulan awan.

"Lo jadi jelasin soal lo hamil atau ngga?" tanya Arsy, menyilangkan lengannya di depan dada.

Kiran menghela nafas tipis, "Aku gak hamil. Gavin kemarin cuma bercanda, tapi malah didenger sama bunda dan disebarin bahkan sampe ke kak Tio.." jelas gadis itu.

"Hh, ternyata Gavin emang cowo gak bener dari awal, ya?" ketus Arsy.

"Waktu pertama kali gue ke mansion kalian, gue liat Gavin mesra-mesraan sama cewe lain." lanjutnya.

Kiran mengangguk, "Namanya Mila." sahutnya dengan intonasi santai.

Membuat dahi Arsy mengeryit, ia menatap sahabatnya itu dengan heran.

"Iya, Ar. Aku udah tau kalo Gavin punya pacar dan masih sampe sekarang." jelas Kiran.

Tangan sahabat Kiran itu terangkat, menutup mulut tak percaya.

"Dan lo masih bertahan?" decih Arsy.

Suasana antara keduanya berubah lengang. Kiran memutuskan untuk tidak menjawab.

"Ra, bisa gak, jangan sok baik?" sungut Arsy.

"Lo udah rela dijodohin sama bokap lo, ninggalin pacar yang bahkan bisa mati buat lo. Tapi suami brengsek yang namanya Gavin itu egois dan gak bisa ngehargain semua pengorbanan lo!" Arsy menyumpah serapah.

"Cowo kayak gitu susah banget tobatnya, Ra. Walaupun nanti putus, pergaulan mereka bakal narik Gavin buat ngelakuin hal yang sama lagi. Itu rantai perselingkuhan!" erangnya habis-habisan. Wajah Arsy merah padam, nafasnya tersenggal.

Tangan gadis itu menyingkap surai hitam, lalu membuang wajah geram.

"Kalo Dio sampe denger ini, udah tinggal nama tuh cowo brengsek.."

"Jangan bawa-bawa Dio lagi napa, Ar? Dia berhak bahagia walau tanpa aku!" potong Kiran, alisnya tertekuk.

"Tapi bahagianya dia itu elo, Ra! Sadar gak, sih?" sergah Arsy, berusaha menyadarkan temannya.

".. Denger, gue ngomong gini bukannya pengen ikut campur hubungan kalian" nada bicara Arsy menurun.

"Ortu gue dulu cerai juga karna bapak selingkuh! Gue gak mau lo bernasib sama, Ra. Itu doang." imbuh gadis itu.

Married With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang