Gavin lupa caranya untuk bernafas saat pria di depannya semakin mengikis jarak di antara mereka. Bayang-bayang masa lalu ketika Tio mencengkram pakaiannya di rumah sakit menghantui benak laki-laki itu.
"Pak Tio, jangan-" Clara berusaha menyelip untuk menjadi tembok antara kakak sepupu dan bosnya.
Namun, dengan sorot dingin dan bibir lurus, lengan Tio melampaui tubuh kecil Clara dan meraih kerah kaos Gavin. Menyeretnya sarkas untuk mendekat ke arahnya.
Clara menjerit dalam diam, dahinya penuh dengan kerutan ketika berusaha melindungi Gavin dari kemarahan pria kepala tiga itu.
"Selingkuh sampai sejauh mana?" desis Tio, suara pria itu membuat desir darah di tubuh Gavin semakin cepat.
"P-PAK, UDAH!" Clara mencoba melepaskan lengan kekar Tio yang membuat Gavin hampir tidak bisa bernafas karena cekikannya.
"Maaf, kak...." ringis suami Kiran, urat tampak di lehernya, wajahnya berubah merah padam.
"PAK TIO, KAK GAV GAK BISA NAFAS!!" geram gadis dengan rambut yang tak bisa lagi dikatakan rapi.
"Kamu pernah berhubungan badan dengan wanita selain Kiran?" Tio tak berhenti melempar pertanyaan.
Dengan sisa tenaganya, Gavin sontak menggelengkan kepala.
"Jawab yang jujur jika tidak ingin kehilangan jari tanganmu." peringat Tio dengan sorot tajam.
"PAK?!" Clara membelalak, api amarah Tio memang tak dapat diganggu gugat.
"Saya minta maaf..." volume suara Gavin berubah menjadi serak. Matanya mulai melemah.
Manajer perusahaan bonsai itu tiba-tiba melepas cekikannya. Lalu memasukkan kedua tangan ke saku celana, tanpa memutus hubungan netranya dengan suami adiknya.
"KAK!" Clara dengan sigap menahan tubuh Gavin yang terhuyung.
"Heran..." sang manajer memicingkan mata.
"Ternyata masih ada orang yang bela tukang selingkuh." sungut Tio, menghempas wajahnya.
Mendengar kalimat itu membuat Clara merasakan nyeri di dadanya. Ia merasa ini keputusan sulit yang harus ia ambil.
Dirinya juga merasa bersalah harus terlibat. Jika ia tidak membawa Gavin tinggal di rumah ini, tidak ada tempat lain yang lebih aman dari serbuan wartawan dan musuh keluarga Sagara.
"Saya mengaku salah, kak. Tapi saya berani sumpah bahwa tidak pernah berhubungan badan dengan wanita manapun." Gavin membuka suara setelah mengisi stok oksigen pada paru-parunya.
Tio perlahan berkacak pinggang, ia menerbitkan senyum sarkas.
"Sayangnya saya tidak percaya mulut brengsek." balasnya.
"Pak, kak Gav udah mau ngaku kalau dia salah! Setidaknya kasih satu kesempatan biar dia berubah!" bela Clara.
"Clara, jika kamu tidak tahu apapun, setidaknya tutup mulut." celetuk Tio.
"Kakak sepupu kamu itu pernah ngirim Kiran ke hotel angker tempat preman kota berkumpul!"
"Kalau saya tidak datang, mungkin Kiran sudah..." Tio menghela nafas berat, ia tak mampu melanjutkan kata-katanya.
Clara melonggarkan genggamannya pada lengan Gavin.
"Masa lalu biarin jadi masa lalu, Pak." Clara berujar pelan.
Menarik atensi kedua laki-laki yang berdiri di mansion megan itu.
"Kak Gav dan Kak Ra punya masa depan yang bisa diperjuangin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Benefit
Fanfiction[Collaboration To Celebrate NCT Dream's Anniversary] Gavin Aksagara, laki-laki pewaris Grup First Empire, perusahaan impor asal China yang tengah menguasai pasar Asia. Ia memiliki prinsip tidak ingin menikah seumur hidup, bermain bersama teman dan '...