22. Kekecewaan Gavin

3.6K 535 229
                                    

"Diem berarti gue yang buka." Gavin melingkarkan kedua tangan di pinggang ramping gadis itu, lalu menariknya mendekat.

Kiran mendelik, seluruh bagian tubuhnya jadi kaku, tak percaya ia harus menghadapi situasi ini.

Jemari laki-laki itu bergerak perlahan, lalu menyentuh kancing piyama Kiran.

"Bentar." gadis itu menggenggam tangan Gavin, membuatnya berhenti.

"Maaf, Gav" Kiran membawa tangan laki-laki itu menjauh dari dirinya.

Gavin mengerutkan dahi, netranya menatap gadis itu sayu, seakan bertanya apa yang salah.

"Aku gak bisa ngelakuin ini, kecuali kamu mau putusin Mila." cetusnya.

"Apa kata lo?" Gavin menekuk alis.

"Emang salah?" dingin Kiran.

"Hh, gue suami lo, artinya gue berhak nyentuh lo, Ra." sergas laki-laki itu.

"Dan aku juga berhak nolak, Gav." sergas Kiran, tak mau kalah.

"Aku gini karena punya alasan.."

"Kalo misal kita ngelakuin ini dan ternyata Tuhan kasih berkat.."

"Ibu hamil perlu ketenangan.." pancing Kiran, berharap laki-laki itu mengerti maksud perkataannya.

Hening tercipta antara keduanya.

"Masih gak nangkep maksudku?" Kiran bertanya halus. Gavin menggeleng.

"Tuh," Kiran menunjuk dengan dagu.

"Ini baru luka di lutut, aku gak pengen tuh cewe buat aku atau janinku stress cuman karena ngerebutin kamu." lugas Kiran.

Gavin akhirnya mengerti siapa yang dibicarakan gadis itu.

"Kenapa stress?" celetuknya.

"Gue tanya, kenapa lo bisa stress kalo Mila deket gue?" ulang Gavin.

"Lo cemburu?" tanyanya.

Kiran menghela nafas, "Gav, coba pahami.. I just want a normal life." gadis itu menggantung kalimat.

"Kalo hamil, nanti aku bisa stress karena mungkin kamu habisin waktu buat pacaran sama dia."

".. Kamu gak bisa selesaiin sama Mila dan bangun hubungan baru?"

"Gak ada cewe di dunia ini yang mau suaminya punya pacar lain.." sambungnya lembut.

"Lo egois, Ra." desis Gavin.

"Pikirin gimana reaksi orang-orang kalo sampe tau lo nggak hamil?" intonasinya kian meninggi.

"Everyone might blame bunda. Lo setega itu mau nyakitin perasaannya?" sungut laki-laki itu, menatap nyalang.

"Hh, coba kamu bercermin sekali, Gav. Siapa yang lebih egois sampe pengen Mila dan anak dari aku?"

Gavin tak menjawab, ia membuang wajah geram. Ia kehilangan seluruh niatnya malam itu, lalu membalikkan badan. Memunggungi Kiran.

Married With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang