12. Batas Kesabaran Kiran

3.1K 411 143
                                    

Dua hari kemudian...

Di atas karpet kamar, tanganku sedang bekerja lihai untuk mengcek kembali barang yang kubutuhkan nanti di Bali. Seperti pakaian, makeup, parfum, dan beberapa cemilan.

Walaupun aku dan Gavin sekarang tidak mempunyai perasaan satu sama lain, tapi mungkin perjalanan berdua bisa membuatku lebih mengenalnya.

Kini aku tidak ingin lagi menyesali keputusan yang aku buat kala itu. Sambil melirik cincin bermata berlian yang sangat berkilau dan indah di jari manis, aku mengingat betapa suportifnya keluarga Gavin sehingga mau menerimaku disini.

Tentu aku harus mencoba untuk mempertahankan hubungan kami, bagaimanapun caranya.

"Ngapain repot amat bawa laptop?"

Lamunanku terhapus ketika suara jahil Gavin menyapa.

"Pengen aja," jawabku singkat.

Laki-laki dengan sweater warna biru pastel sepasang dengan celananya, bergerak dari bibir pintu menuju posisiku. Kini ia duduk bersila di depanku sembari mengemut permen yang asalnya entah darimana.

"Ngapain liat-liat?" tanyaku ketika mata Gavin memicing, meneliti seisi koperku yang belum diresleting.

"Baju lo.. gambar ginian?!" Gavin tergelak setelah mencomot salah satu baju atasan yang sudah kulipat rapi.

Pupil mataku melebar cepat, tanganku reflek merebutnya kembali.

Namun, anak tunggal keluarga Aksagara itu berhasil menghindar kemudian dengan usil melayang-layangkan pakaianku ke udara.

"Hello kitty?" gelak tawa Gavin terdengar sangat puas.

Gendang telingaku ini dijamin akan pecah jika mendengar tawa melengkingnya selama dua menit.

"KEMBALIIN, GAV!" aku berusaha meraih baju favoritku yang ia ledek.

"Wlee, selametin hello kitty lo kalo bisa!" laki-laki itu berjinjit sembari menghindari capitan jemariku.

"Ck, mending kamu cek barang yang mau dibawa! Penerbangan kita bentar lagi, Gav!" celotehku.

Perlahan, tawa Gavin menyurut, dengan senyum yang masih menempel di bibirnya, ia menyeka sudut mata yang sampai berair.

Laki-laki itu kembali membuatku takut dengan tatapan lurusnya.

Atmosfir yang lengang dan sorot mata itu membuatku menelan ludah kasar.

"Kita nggak berdua. Ada satu orang lagi yang bakalan ikut." cetus Gavin dingin.

Aku mengernyitkan alis, tidak menangkap maksud laki-laki aneh itu.

Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya, Gavin angkat kaki dari keramik kamarku setelah melempar asal bajuku tadi. Dasar cowo ngeselin! Cecarku dalam hati.

***

Babe km dimana??
Flight bntar lg
13.04

Milla, My Princess
GAV
13.05

Milla, My Princess
BOKAPP GUEEEE
13.05

BOKAP KM KNP SAYANG?
13.05

Milla, My Princess
MASA GUE DITAHAN DI RUMAH
13.06

Milla, My Princess
KATANYA PERLU DISKUSI
TENTANG PERUSAHAAN
13.06

Milla, My Princess
SIAL BANGET GUE GAV
13.06

Milla, My Princess
GUE UDAH BRONTAK, NOLAK
TAPI BOKAP ANCEM BAKALAN KASIH
WARISAN PERUSAHAAN TV
KE SEPUPU GW
13.07

Married With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang