20. Awal

3.2K 520 304
                                    

Gavin menyelipkan ponsel di kantong celana, lalu membuka cup holder Teslanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavin menyelipkan ponsel di kantong celana, lalu membuka cup holder Teslanya.

Disana Gavin biasa menyimpan parfum yang biasa ia gunakan saat situasi tak terduga.

Pewangi tubuh itu rekomendasi langsung dari temannya, Ken dimana ibunya adalah direktur perusahaan parfum terbesar di Asia Tenggara.

Wangi gas itu diracik sedemikian rupa supaya bisa memikat indra penciuman wanita. Sangat maskulin hingga kaum hawa rasanya ingin terus menciumnya.

"I'm ready.." ucap Gavin percaya diri, ia beralih menyibak surai hitamnya, kemudian turun dari mobil.

"Malam, Tuan Muda." sapa beberapa pelayan, kemudian membawakan jaket dan koper laki-laki itu.

Gavin mengayun kaki panjangnya di keramik mewah mansion sembari membuka cepat dua kancing kemeja teratasnya.

Laki-laki tinggi itu berjalan gagah, kini memasuki lift dan menekan tombol untuk menuju lantai dua.

***

Desing halus menyapa sopan telinga Gavin, pintu lift membelah.

Namun, ia seperti terkena serangan jantung ketika Kiran tiba-tiba muncul di depannya dan mendorongnya agar masuk kembali ke kubus elektronik itu.

Karena tidak siap, tubuh Gavin terhuyung hingga mentok dinding lift. Ia menatap bingung gadis yang masih menggenggam bahunya.

"Kita gak boleh tidur malem ini, Gav!" seru Kiran dengan mata membulat.

Perlahan lengkungan tipis terbit di bibir laki-laki itu, merupakan candu bagi siapapun yang melihatnya.

"Sure, Ra." lembut Gavin, setuju.

Jawaban dari suaminya membuat gadis yang terengah-engah itu tersenyum lega hingga menampakkan deret putih.

"Lo ngga lagi mens, kan?" laki-laki itu memastikan.

Alis Kiran sontak tertekuk, senyumnya berangsur pudar, ia menjauhi netra Gavin karena firasatnya jadi buruk.

"Nggak, emang kenapa?" kikuknya.

Ekspresi Kiran langsung menular pada laki-laki itu, kini keduanya saling tatap dengan raut bingung.

"Wait, dua detik lalu lo ngajak nggak tidur semaleman, itu buat apa?" tanya Gavin ketika kini pintu lift membelah di lantai dasar.

Kiran menepuk jidat, lalu menarik lengan laki-laki itu untuk keluar.

"Kamu lupa? Hari ini ultahnya Clara!" sungut gadis itu dengan mata melebar sempurna.

Married With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang