26. Pin Elang

3.8K 531 370
                                    

Sejak selesai sarapan, Clara tak berhenti menggigit kuku sembari mengawasi layar ponselnya.

Tiap dua menit, ia tak absen mengecek notif email atau SMS yang masuk.

Gadis berusia dua puluh satu tahun itu tampak resah, jika belum ada balasan dari pihak lowongan pekerjaan, ia akan terus berjalan bolak-balik mengelilingi kasur king sizenya.

"Plis... Keterima.." monolog Clara khawatir, jantungnya berdegup tak karuan menunggu pemberitahuan.

Ting!

Mata gadis itu melebar, lalu ia melompat ke kasur tempat ponselnya tergeletak. Jarinya menggulir layar untuk mengecek notifikasi.

















Kepada pelamar yang terhormat,

Terima kasih banyak telah menyampaikan lamaran. Kami berterima kasih karena Anda telah bersedia meluangkan waktu untuk berbagi kualifikasi Anda dengan kami.

Kami telah membaca resume Anda dan dengan sangat menyesal untuk saat ini Anda tidak bisa lanjut ke tahap selanjutnya.


















Clara berhenti menggulir kumpulan kalimat di kotak emailnya, hembusan kasar keluar dari paru-parunya.

Ia kembali meletakkan ponselnya itu, lalu berjalan mengelilingi seluruh sisi kasurnya untuk kesekian kali.

"It's okay, La.. Masih ada tiga yang belum konfirm.." ucapnya halus untuk menenangkan diri.

Gadis itu menyambar ponsel kembali ketika mendengar suara notif. Kali ini bukan sekali, tapi terdengar tiga kali.

"Tuhan.. Tolong La..." ringis Clara ketika sadar ternyata ia sudah menerima tiga hasil dari wawancaranya.

Gadis itu mengatur nafas untuk mengumpulkan semua keberanian yang ia miliki. Kemudian mengetuk kotak pesan pertama.

.... Anda tidak bisa lanjut ke tahap selanjutnya.

Kedua mata Clara terpejam erat, ia menengadah untuk menahan tangis.

"Jangan gini dong.. Please..." sendu gadis malang itu.

Sembari menyipitkan mata, ia mencoba untuk mengetuk pesan kedua.

... Mohon maaf, Anda tidak dapat melanjutkan ke tahap wawancara.

Clara menggigit bibir bawah untuk menyalurkan rasa kecewanya. Sekujur tubuhnya panas dingin, kini tersisa satu-satunya harapan agar ia bisa punya penghasilan sendiri sehingga tidak merepotkan kakaknya.

Dengan mata yang tak mampu berkedip, Clara menggerakkan jarinya untuk menyentuh pesan terakhir.




















... Anda tidak dapat melanjutkan ke tahap wawancara, terima kasih telah mengajukan lamaran.
















Tubuh Clara tumbang ke atas kasurnya. Sorot mata gadis itu tampak kosong, tak ada lima detik, air mengalir deras dari sudut matanya.

Clara terisak sampai wajahnya merah padam, ia bahkan tega mengutuk diri sendiri karena selama ini selalu menjadi beban bagi Gavin dan Kiran.

Tut...

Ponsel gadis itu berdering, namun Clara sedang dalam mood yang amat berantakan. Ia menghiraukannya.

Tut..

Bisakah dunia sesekali berhenti terlalu berisik agar dirinya bisa menangis dengan tenang?! Batin Clara, lalu menyambar ponselnya sembari mengusap tombol hijau.

Married With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang