Kedua sejoli itu menoleh ketika mereka mendengar ketukan pintu ruang ganti.
"Kak Ra, are you okay there?" suara Clara terdengar samar-samar dari luar.
"Ehm, i-iya, La!" Kiran bergerak, ia berusaha melepaskan diri dari kungkungan Gavin.
"Gav, Clara nyariin!" geram gadis itu, matanya melotot karena Gavin tak juga mau membebaskan tangannya.
"Janji dulu, lo gak boleh dandan gini kalo gak di depan gue."
"Iya!" Kiran langsung setuju agar bisa lepas dari laki-laki itu.
Tok! Tok! Tok!
"Kak, ada orang lain ya di dalem?" tanya Clara, intonasinya terdengar khawatir.
Ceklek!
Pintu ruang ganti terbuka, "Hooh, ada gue. Kenapa?" Gavin mengangkat dagu.
Di depan ruangan itu berdiri dua orang satpam, barisan wanita penjaga toko, beserta Clara yang berada di tengah.
"Kak Gav?!" pekik gadis itu dengan intonasi tak percaya.
"Ini ng-ngapain, sih?" heran Gavin ketika ia melihat satu kampung menunggu di depan ruang ganti.
Clara menepuk jidat, lalu membalikkan badannya perlahan.
"Eung, i apologize... The guy is her husband..." ujar Clara dengan gestur canggung kepada orang-orang yang mengira bahwa ada pria asing yang masuk ruang ganti.
"Yah, baru aja siap-siap digebukin!" decak dua satpam yang berjaga, memberi kepalan tangan pada Gavin.
Gavin tercekat, ia baru sadar bahwa mungkin dua pria itu mengira ia akan melecehkan Kiran.
"You dumb, stupid, fool! Why didn't you told me before bucin di dalem?!" Clara menyumpah serapah.
"Wait, siapa yang gak ngijinin me to join, huh?" Gavin membalikkan dengan sorot mata julid dan kedua lengan yang disilang depan dadanya.
"Hh, bisa gak, kak, tahan sebentar aja? Ini tuh tempat umum!" celoteh gadis itu lagi sembari menggeleng heran.
Kiran mengayun kaki maju dan segera memisahkan dua sejoli itu sembari menerbitkan senyum hambar.
"Udahan, yuk, bertengkarnya?" gadis itu berusaha melerai.
Clara menarik lalu menghembuskan nafas kasar, mengatur emosinya.
"Udah sore, pulang." ajak Gavin datar, membuat Clara ingin melempar tinjuan dan tendangannya pada laki-laki itu.
"Bentar! Clara bayar dulu!" tahan gadis itu, menepuk bahu Kiran untuk membungkus baju yang ia coba tadi.
"Ga perlu." pungkas Gavin, beralih mengeluarkan dompetnya.
"Can i see the manager's contact?" lanjut laki-laki itu, bertanya kepada salah satu penjaga toko.
"Here he is, Sir." wanita dengan sarung tangan itu menyerahkan sebuah kartu.
Senyum terpatri di bibir Gavin setelah membaca kontak di benda tipis itu.
Clara dan Kiran hanya saling tatap dan tidak mengerti apa yang sedang dilakukan Gavin yang sekarang mengeluarkan ponsel.
"Hm?" Ken menyahut di panggilan itu.
"Gue mau beli toko lo yang cabang Bali," ucap Gavin langsung ke intinya.
Kerutan seketika terbit di dahi Kiran, bahkan bibirnya sedikit terbuka karena berpikir keras apakah telinganya tidak salah dengar.
![](https://img.wattpad.com/cover/346670115-288-k587358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Benefit
Fanfic[Collaboration To Celebrate NCT Dream's Anniversary] Gavin Aksagara, laki-laki pewaris Grup First Empire, perusahaan impor asal China yang tengah menguasai pasar Asia. Ia memiliki prinsip tidak ingin menikah seumur hidup, bermain bersama teman dan '...