28. Percayalah

6.6K 620 472
                                    

"Kenapa kamu bisa bilang begitu?" dua garis terbit di kening Diah.

"Maaf, m-maksud saya.." kelopak mata Mila mengedip lebih banyak.

"Lupakan saja, Bu. Saya salah bicara." cetus gadis yang menyamar sebagai reporter itu dengan intonasi canggung.

Diah hanya menghembuskan nafas pendek, menunggu apakah ada pertanyaan lagi dari tamu di depannya.

"Baik, Bu Diah. Itu saja yang ingin saya wawancarai." tutup Mila.

"Terima kasih banyak atas waktunya." ia menegakkan kaki sembari memapang senyum ramah.

"Tunggu." tahan ibunda Gavin dengan nada bicara yang datar.

"Hasil wawancara saya tadi akan ditampilkan di media mana?" lanjut wanita itu, menatap waspada.

"O-Oh.." lidah Camilla mendadak kelu.

Bagaimana tidak? Dirinya belum ada persiapan matang untuk menyamar dan malah nekad mengunjungi Diah.

Tangan Mila menggaruk lehernya yang tak gatal, "Di artikel yang saya terbitkan nanti malam, Bu." gadis itu mencomot jawaban yang terlintas di benaknya.

Istri Richard itu menekuk alis saat menelisik raut sang reporter yang tampak ragu dengan jawabannya.

"Oke. Kabari saya jika sudah di publish." ucap serius wanita pemilik yayasan Harsa Sagara.

"Siap, Bu." dagu Mila mengangguk cepat seraya memberi senyum hambar.

Ibu sama anak sama begonya, cuh. Batin gadis itu setelah angkat kaki dari ruang tamu mansion.

Putri semata wayang David yang diam-diam mencuri peralatan reporter itu menapak area luar mansion Diah.

Dirinya memijat rahang yang pegal karena tersenyum palsu ketika berbicara dengan bunda Gavin.

"Oh..." lengkungan menyeringai terbit di bibir seksi Mila.

"So, perjodohan Gavin udah diatur dari awal sama tuh tua bangka..." gadis itu berbicara pada dirinya sendiri.

"Ckck, lo ambil keputusan yang salah karena ngakhirin hubungan kita, Gav.." kepala Mila menggeleng kecil.

"Just wait and see, apa yang bisa gue lakuin biar lo hancur." desisnya, menatap tajam pada mansion megah yang berdiri di hadapannya.

" desisnya, menatap tajam pada mansion megah yang berdiri di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"S-senior?!" kaget seseorang yang tengah menjinjing sebuah tas belanja. Langsung membalikkan badan saat merasa datang di waktu yang salah.

Tio dan Clara membulatkan mata kompak, merasa takut tamu yang datang itu salah paham.

"Minggir!" Tio menghempas kasar tangan gadis itu dari dada bidangnya.

"Ya, sorry.." lirih Clara.

Married With BenefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang