🌷 KANGEN

11.1K 271 1
                                    

#My_Little_Wife

Abaikan typo⚠️
⚠️No plagiat⚠️
.
.
.

Varen menyusuri koridor rumah sakit menuju ruang rawat ola, pria itu membawa sebuah buket bunga dan boneka di tangannya.

Varen langsung segera membuka pintu ruangan ola setelah dia sampai, dia melihat Leona yang sedang memandangi wajah tenang menantunya.

"Mommy," panggil varen membuat Leona menatap ke arahnya.

Leona berdiri dari duduknya dia menghampiri anaknya. "Jagain ola dulu ya mommy mau ketemu sama daddy kamu dulu."

"Iya mom."

Setelah Leona pergi varen meletakkan terlebih dahulu hadiah yang dia bawa untuk ola di sofa, setelah itu dia langsung duduk di kursi yang berada di samping brankar ola.

Varen meraih tangan mungil ola yang begitu terasa sangat dingin. "Bangun, aku kangen sama kamu," ucap varen dengan merubah kata panggilannya menjadi aku-kamu.

"Lihat aku bawain istri aku hadiah," lanjutnya sembari terkekeh geli.

Sungguh dia merasa aneh saat dia mengatakan aku-kamu karena Varen tidak terbiasa oleh panggilan seperti itu.

"I love you little wife," bisik Varen setelah itu dia mengecup lembut kening ola.

"Cantik."

"Kapan kamu sadar? Aku udah kangen sama kamu, aku mau jujur tentang perasaan aku sama kamu."

Varen menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya pria itu menangis kembali di sana. "I Miss you."

Brak!

Pintu di buka begitu keras membuat varen menatap tajam ke arah si pelaku.

"Mau gue bunuh?" Tanya varen dingin.

"Gak, gue masih sayang sama nyawa."

Mahen, vano, Kenzie, serta sasya mereka langsung  duduk di sofa yang ada di sana. mata mereka melihat wajah varen yang sembab seperti sudah menangis.

"Lo nangis Ren?" Tanya vano seraya membuka bungkus keripik ubi.

Varen tidak menjawab dia asik sendiri dengan kegiatannya memandangi wajah cantik ola.

Sasya menghampiri brankar ola gadis itu meneteskan air matanya. "Kapan Lo bangun? Gue udah kangen sama Lo."

Mahen juga mengikuti langkah sasya dia berdiri di samping gadis itu.

"Gue kangen hiks," ucap sasya tak kuasa menahan air matanya.

Mahen refleks memeluk tubuh sasya dia mengelus lembut rambut sasya membuat gadis itu di buat nyaman.

"Kita berdoa aja untuk keselamatan ola."

"Kalau mau bucin jangan di sini," ucap Kenzie sinis melihat temannya yang sedang asik berpelukan.

"Iri Lo?"

"Idih siapa juga yang iri, cewek gue banyak ya di luaran sana."

Sasya duduk kembali di sofa dengan mahen yang selalu berada di samping gadis itu.

"Lo pada gak sekolah?" tanya varen.

"Kita bolos demi ngeliat kondisi ola Ren," ucap vano membuat varen mengangguk mengerti.

Cklek!

Pintu ruangan terbuka menampakkan Leona dan hardik teman-teman varen langsung menyalimi tangan keduanya.

"Kalian gak sekolah heh?"

"Hehe, gak tante kita mau jenguk ola dulu."

"Varen makan dulu," titah hardik sambil memberikan satu kotak nasi serta lauknya.

Varen menggeleng lemas dia seperti tidak nafsu makan hari ini, bahkan dari kemarin pria itu tidak memakan satu suap nasi pun. "Kalau ola udah sadar baru varen mau makan," jawab varen membuat semua orang menatapnya iba.

Leona menghampiri anaknya dia mengelus lembut rambut varen. "Kalau nanti kamu gak makan nanti kamu jadi kurus loh."

"Nanti kamu mau ola gak mau sama kamu lagi karena kamu kurus dan di perut kamu gak ada lagi perut kotak-kotak nya, terus ola cari suami baru lagi mau?" Lanjutnya membuat varen langsung menggeleng dengan cepat.

"Gak mau mommy, ola gak boleh cari suami baru lagi. Nanti varen bunuh suami barunya," ucap varen yang membuat teman-temannya menahan tawa melihat tingkah laku varen.

"Kalau gak mau gitu, kamu makan ya sayang."

Varen langsung membuka kotak nasi itu dia langsung memakannya membuat Leona dan hardik tersenyum lega.

"Kalian udah makan?" Tanya Leona pada teman-teman varen.

"Udah Tan," jawab mereka.

"Yasudah kami pergi dulu, kami mau pulang nanti sore ke sini lagi," ucap hardik pada mereka.

"Tolong jaga ola dan varen." Mereka hanya mengangguk saja setelah itu Leona dan hardik pergi dari sana.
.
.
.
.

Di atas rooftop rumah sakit terlihat dua pria tampan yang sedang menikmati secangkir kopi.

"Gimana Lo udah tau siapa pelakunya?"

"Belum Ren. gue belum tau siapa pelakunya, tapi gue udah memberi perintah pada anak buah Lo."

"Gue menyuruh mereka untuk membantu mencari siapa yang sudah melukai cewek Lo," lanjutnya.

"Kalau sudah tertangkap segera seret dia ke ruang bawah tanah," perintah varen membuat mahen mengangguk mengerti.

"Lo mau bunuh dia?" tanya mahen yang hanya di balas anggukan oleh varen.

"Lo tau kan, kalau ada yang berani menyakiti orang yang gue sayang gue gak akan pikir panjang untuk mengirimnya ke neraka."

Mahen mengangguk mengerti dia sudah tau bagaimana kejamnya varen jika ada orang yang berani menganggu hidupnya.
.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak🥰
👋👋

my little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang