Dua

910 13 2
                                    

Naka panik itu pasti bekas cupangan Luna tadi "Ahh ini tadi, pas kerjaan udah beres mas minum sama temen temen mas lalu ada yang mabuk berat dan ga sengaja nonjok mas dari belakang jadi memar, tapi udah di obati kok tadi" elak nya, Arista percaya percaya aja karena menurutnya itu masuk akal.

Mereka berdua pun masuk ke dalam kamar nya dan tidur lelap.
-
-
-
Keesokan pagi nya.

"Mas nanti aku izin keluar ya ada reuni sama temen sma"

"Jam berapa dek?"

"Sekitar jam lima sore"

"Oh iya, hati hati ya"

Arista pun mengangguk "Nanti mas pulang jam berapa?"

"Eee mungkin agak maleman karena banyak kerjaan di kantor"

"Ohh gitu ya, yaudah gapapa"

"Yaudah kalau gitu mas tak berangkat udah jam tuju"

"Heem, hati hati di jalan mas"

"Iya dek"

Naka pun berjalan menuju depan Arista hanya membuntuti nya dari belakang.

"Dadaa mass" Kata Arista sambil melambai lambaikan tangan nya.

"Huhh mau ngapain ya, masak udah, beberea juga udah" pikir nya bingung.

"Apa aku bikin cookies aja ya, nanti waktu makan siang aku anterin ke kantornya mas Naka, dari pada gabut begini, lagi pula aku juga belum pernah ke kantor" kata nya dan berlari semangat ke arah dapur.

Lama berkutat dengan alat dapur akhirnya Arista sudah selesai membuat cookies nya, Arista tak berhenti tersenyum dari awal buat hingga selesai.

"Mandi dulu lah, udah mau jam makan siang"
-
-
-
Sesampainya di kantor.

"Permisi mbak, mas Naka Rahardika nya ada?"

"Maaf sebelumnya mbak sebelum mba nya mau ketemu pak Naka, apa sebelumnya udah buat janji?"

"Buat janji? saya istri nya mba"

"Oh begitu ya, agar tak menjadi salah faham mba nya duduk di ruang tunggu dulu ya, saya akan menghubungi asisten nya"

"Iya mba makasih"

Arista pun duduk di sebuah kurai tunggu ternyata pikiranya terlalu jelek ia fikir ia akan di marahi dan di caci maki oleh orang orang ini seperti pada cerita cerita yang ada, ternyata ia salah besar.

Dari kejauhan Luna melihat Arista duduk sambil melihat sekeliling dengan pikiran licik nya ia menghambiri Arista.

"Hai mbak"

"Eh, iya hallo"

"Kita pernah ketemu loh sebelumnya" kata Luna dan duduk di sebelah Arista.

"Ohh kamu mba di supermarket waktu itu ya?"

"Hahaha iya mba, btw kamu ngapain ke sini?"

"Oh ini mba saya mau ketemu suami saya"

"Kalau boleh tau siapa suami mba?" kata Luna dengan terkekeh sinis.

"Naka Rahardika mba"

"Oh itu mah ceo di sini"

"Iya mba, mb  kerja di sini?"

"Iya kebetulan saya orang kepercayaan nya pak Naka"

"Oh begitu yaa"

"Mba mau ketemu pak Naka?"

"Iya mba"

"Mau saya anterin?"

"Kata mba mba resepsionis nya, harus nunggu dulu mba"

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang