Dua puluh sembilan

404 6 0
                                    

"Mas, kapan cari rumah nya?"

"Kayak nya sementara ini kita di rumah mama dulu deh, susah cari rumah yang deket kampus kebanyakan kos kos an, jadi kita pelan pelan cari rumah nya"

"Oh iya mas"

"Gapapa kan bun?"

"Gapapa, kita di sini aja dulu"

"Oh iya mas tadi malem pas aku keluar mau ke dapur, aku lihat kamu keluar dari kamar Felix, ngapain malem malem ke kamarnya"

Naka terdiam ia jadi gelagapan sendiri.

"E-eanu mas tadi malam nyapa Felix aja kan kita udah lama ga ketemu"

"Oh gitu, tapi kenapa ya mas waktu aku ajak kumpul bareng waktu itu dia kayak ngehindar gitu"

"Iya dia ga suka keramaian setauku si gitu"

Di tengah asik nya mengobrol di kasur dengan berpelukan tiba tiba saja.

"PAPA BUNDA"

"Adekk kebiasaan banget teriak teriak"

"Bosen bun, mau ngapain ya"

Zia berjalan dan ikut tiduran di pelukan sang bunda.

"Papa kesanaan ih"

"Loh kok jadi papa, kamu lah yang kesanaan, papa duluan yang peluk"

"Nah justru yang udah dari tadi harus gantian"

"Kalian jangan berantem terus, kepala bunda pusing"

"Iya papa ini, sana sana"

"Loh dek?!"

"Mas"

"Iya iya mas diem"

Lama mereka berdiam diam sambil berpelukan.

"Abang kemana dek?"
Tanya Naka memecah keheningan.

"Katanya mau ke rumah temen nya"

"Loh abang punya temen?"

"Ada dua, yang dulu temen sma itu loh"

"Oh, bukan nya mereka ada di luar negeri ya?"

"Iya, tapi udah pulang kok"

Naka hanya beroh ria dan mengeratkan pelukannya.
-

-

-
"Felix, kamu kenapa tiba tiba demam begini"

Mama Naka yang sedang merawat Felix yang tiba tiba saja badannya sangat panas tapi Felix mengeluh kedinginan.

"Perasaan kemarin kamu ga kenapa napa"

"Ini juga kenapa banyak bekas pukulan"

"Oma, Felix ingin sendiri dulu ya, Felix gapapa kok"

"Oma buatin bubur ya"

"Gausah oma, Felix ga laper"

"Astaga kamu ini kenapa, tadi malam kamu baik baik aja, pagi nya panas menggigil badan juga kenapa merah merah begini"

"Udah gapapa oma, Felix gapapa bener"

"Nanti kalau ada apa apa panggil oma ya"

"Iya, Felix istirahat dulu"

"Iya semoga cepat sembuh ya"

Mama Naka pun keluar, Felix masih terbayang bayang dengan kejadian tadi malam yang sudah lama tak lagi ia rasakan semenjak Naka berpindah ke kota di mana Arista tinggal dan selama bertahun-tahun Naka tak pernah lagi menyiksanya namun tadi malam ia kembali menyiksa nya dengan tak ada belas kasih.

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang