Bertahun tahun kemudia, Naka semakin menjadi jadi ia kerap kali membunuh bahkan menyiksa orang orang yang tak mau menurut dengan nya, bahkan sahabatnya sendiri yaitu Rio talah ia habisi.
Zia telah lulus kuliah ia bekerja di kantor kejaksaan, Felix sangat sangat bangga dengan Zia karena ia telah lulus dengan cepat dan mendapatkan pekerjaan terpandang.
"Zii, kamu udah kerja jauh dari kos, gimana kalau kita pindah ke kos yang lebih dekat sama kantor kerja kamu"
"Ide bagus, tapi ada di kota kita dulu"
"Gimana kalau papa kamu nemuin kita?"
"Gapapa kita tidak harus bersembunyi lagi kita udah dewasa Lix, kita bisa melawannya"
"Kamu yakin?"
"Yakin, tapi setelah sampai disana jangan buru buru ketemu bunda, kamu juga harus hati hati"
"Iya Zi"
"Besok pagi kita berangkat, malem ini kita packing"
Felix mengangguk dan segera mengemasi barang barang yang ia butuhkan.
"KALIAN SEMUA GAK BECUS!!!"
"BERTAHUN TAHUN KALIAN CARI DUA ANAK ITU TAPI HASIL NYA APA?"
Dor dor dor
Naka menembak kepala bodyguard nya saru persatu hingga semuanya terkapar tak bernyawa.
Salah satu wanita datang dengan pakaian sexy nya ia duduk di paha Naka dan mengelus elus dada Naka sensual ia menyodorkan bungkus kecil kepada Naka, Naka segera memakan benda itu.
"Temani aku malam ini sayang"
"Of course"
Naka pun bercumbu dengan wanita sexy itu.
Sementara Arista, Arista sudah menganggap putrinya telah tiada ia berfikir putrinya ingin hidup bebas di luaran sana ia tak lagi memikirkan anaknya ia hanya berdoa kepada tuhan untuk keselamatan anak nya di mana pun Zia berada.
Bumi sudah memiliki putra kecil yang bernama Leo Rahardika ia sudah berusia satu tahun.
Arista sekarang fokus untuk ikut serta mengasuh cucu nya dan perlahan ia menghilang semua tentang putrinya.
"Leo... tidak boleh ke sana kotor sayang"
Arista sedang bermain di taman depan rumah nya dengan Bella yang duduk santai sementara Bumi ia berada di kantor.
"Leo... dengar kata nenek?"
"Iya iya Leo dengal"
"Mom, dad temana? tida keliatan sedali pagi"
"Daddy kerja sayang"
"Mom Leo ingin mainan balu"
"Mainan Leo kan sudah banyak" sahut Arista.
"Leo cuda bocan nene, Leo ingin yang balu"
"Leo dengarkan nenek, Leo bosan dengan mainan nya? Leo tidak melihat anak anak di luar sana, mereka semua tidak memiliki mainan mereka membuatnta dari ranting dan daun daun mereka senang dengan mainan yang mereka buat sendiri, Leo di berikan banyak mainan oleh mommy dan daddy Leo, Leo sepatutnya bersyukur banyak di luar sana yang ingin sekali hidup seperti kamu"
"Benalkah nene?"
"Iya, jangan apa apa mau mainan baru, sebenarnya daddy dan mommy Leo sanggup untuk memebelikan semua itu tapi disini bukan tentang uang, ini tentang kepribadian Leo, Leo tidak boleh terus menerus membeli mainan hanya karena bosan, kita harus menabung demi masa depan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu hati dua wanita [END]
Short StorySeseorang tidak bisa mencintai dua wanita dalam satu hati