Sembilan belas

514 13 0
                                    

Akhir akhir ini Bumi cuek dan dingin bahkan ia hampir tak ngomong seharian jika bundanya menanyainya kenapa Bumi akan menjawab tidak apa apa lalu pergi, begitu juga dengan Zia adik nya, ia semakin dekat dengan Naka membuat Arsita maupun Bumi pusing sekali.

"Bun Bumi bawa bekal aja gak sarapan"

"Loh hari ini hari senin abang upacara nanti pingsan nak"

"Ga bun, bawa bekal aja"

"Oh iya bunda siapin dulu ya"

"Adek mau bawa bekal?"

"Gak" jawabnya ketus.

Arista menghela nafas untuk yang kesekian kalinya.

Zia berangkat terlebih dahulu karena dijemput Naka, tak lama Zia keluar Bumi juga keluar rumah ia melihat adik nya yang hendak masuk ke dalam mobil Naka itu pun hanya berdecih.

"Bumi, mau papa antar sekalian?"

"Gak"

Bumi pun lanjut jalan menuju halte bus.

"Ayo nak papa antarkan"

"Gak, budek apa gimana si"

"Bang, gak sopan sama papa!"

"Hey, lo juga gak sopan sama bunda!"

Bumi jalan cepat agar ia cepat sampai di halte bus.

"Abang kamu marah ya dek?"

"Iya pa, dari kemarin abang marahin adek terus, semenjak adek deket sama papa, katanya dulu papa udah buat abang sama bunda menderita"

"Jangan di dengerin omongan abang kamu ya nak.. "

"Iya pa"

Akhirnya setelah beberapa hari Bella tak masuk sekolah dan hari ini ia masuk setelah upacara selesai para murid di suruh masuk padahal belum jam pelajaran.

Bumi heran kenapa Bella berdiri di depan? kenapa gak duduk di bangku nya? begitu banyak pertanyaan yang ingin Bumi tanyakan kepada Bella namun ia urungkan.

"Halo teman teman, maafkan Bella jika ada salah kata atau pun perilaki, Bella senang punya teman seperti kalian, kalian baik baik sekali, tak terasa aku hanya singgah sebentar di sini, maaf dan terimakasih untuk semua yang ada di sini, Bella mau pamit akan pindak keluar kota, terimakasih untuk segala hal, terutama untuk kak Bumi, kak Dean, dan kak Arkan" Bella menunduk lalu pergi keluar kelas.

Bumi mematung di tempat apa yang baru saja terjadi? apa Bella akan pergi jauh darinya? atau karena kejadian waktu itu?.

Bumi menyusul Bella kedepan "Bell jangan bercanda lah"

"Kak, Bella gak bercanda, Bella akan pindak keluar kota"

"Karena kejadian waktu itu kamu pindah?"

"En-ggak kok kak, emang papa mama aku ada urusan keluar kota dan akan menetap di sana"

"Kejadian waktu itu siapa yang bikin kamu seperti itu?"

"Kak udah dulu ya Bella udah di panggil mama"

Bella berlari keluar sekolah Bumi menatap nanar punggung yang perlahan hilang Bumi tampak tak rela mihat Bella pergi dari hidupnya.

"Kebahagiaan itu hanya sebentar"

Bumi kembali ke kelas nya lagi.
-

-

-
Pelajaran telah selesai ia akan pergi nongkrong dulu dengan kedua temannya mengingat ini masih belum terlalu sore.

Bumi sudah izin ke Arista tadi di telepon.

Ia lagi lagi melihat mobil Naka yanga da di depan sekolah adik nya ia berdecih dan tak peduli akan hal itu ia terus berjalan dengan kedua temannya menuju warung tendaan.

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang