Bulan berganti bulan hari berganti hari tak terasa pernikahan Arista dan Naka sudah berumur 4 tahun, mereka sudah di karunia anak laki laki yang tampan dan bersikap lembut.
Naka sedikit menjauh dari Arista dan anak nya sebut saja dengan nama Bumi Rahardika.
Arista sudah mencoba berbicara dengan Naka namun Naka selalu mengelak dan selalu ada alasan untuk ia menghindar, jarang Naka berada di rumah dengan alasan lembur atau keluar kota kerena pekerjaan, tapi semua itu bohong, Naka menginap di apartemen Luna tanpa disadari sedikit pun oleh Arista.
"Sayang bangun sudah siang" kata Arista pada anak nya yang masih berumur 3 tahun.
"Eum nda maci antuk"
"Lihat matahari sudah bangun dan bersinar terang, bangun ayo, nanti bunda buatkan susu"
Bumi langsung membuka mata nya dan menatap bundanya "Benal ya"
"Iya sayang"
Bumi langsung bangun dan duduk sebentar dan ia beranjak menuju kamar mandi untuk mandi pagi tentu saja di bantu dengan Arista.
Selesai dengan urusan anak nya Arista berjalan turun ia melihat meja makan yang sudah ada sarapan ia yang membuat tadi pagi, ia berniat untuk makan bersama dengan suami nya karena sudah lama mereka tak makan bersama, tapi sarapan yang di buat oleh Ariata tak tersentuh sama sekali.
Arista mendudukkan anak nya di kurai khusus bayi dan membuatkan susu di dot untuk anak nya.
Arista duduk dan memberikan susu itu dan segera Bumi meminumnya, Arista menatap nanar pada masakannya, ia sudah bangu sangat pagi untuk membuat sarapan kesukaan suaminya tapi apa boleh buat.
Arista makan makanan itu dengan mata yang berkaca kaca "Sebenarnya kamu kenapa mas" ucap nya pelan.
-
-
-
Siang hari nya mereka sedang duduk di depan televisi menonton kartun anak anak kesukaan Bumi sambil ia bermain mainan lego lego an nya."Ndaa"
"Iya sayang"
"Papa temana?"
"Papa kerja, kenapa?"
"Umi lindu papa"
"Sama nak... "
"Umi beyum ketemu papa"
"Bumi rindu papa banget ya?"
"Iya"
"Sebentar bunda telponkan papa dulu ya"
"Yeyy" pekiknya senang.
"Aduh kenapa ga di angkat.. "
"Coba aku telpon asisten nya mas Naka" Arista sudah kenal dekat dengan asisten Naka, yaitu Gerald Malvin Ia sudah kenal sudah lumayan lama, dan untuk Luna ia hanya menjadi manajer sekaligus orang kepercayaan Naka.
"Halo"
"Iya mba ada apa?"
"Saya mau nanya, mas Naka nya ada di kantor?"
"Pak Naka sedang keluar mba"
"Yah begitu ya... yasudah kalau begitu makasih ya Vin"
Arista menutup panggilan itu, Bumi melihat ekspresi bunda nya tak semangat jadi ia ikut lesu.
"Papa ndak ada ya?"
"Bagaimana kalau kita jalan jalan sambil mamam eskrim?"
Mata Bumi bersinar bulat dan mengangguk dengan antusias "Mauuu"
"Baiklah lets go boy"
Mereka berada di kios eskrim Arista memesan eskim untuk nya dan juga Bumi, tapi untuk Bumi hanya berukuran kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu hati dua wanita [END]
Short StorySeseorang tidak bisa mencintai dua wanita dalam satu hati