Dua puluh delapan

341 9 2
                                    

Pagi hari nya, Arista bangun terlebih dahulu tak lama setelahnya itu mama nya ikut bangun, jadilah mereka masak untuk sarapan.

"Ma, hari ini Felix pulang ya?" tanya nya dengan mencuci sayuran.

"Iya, biasanya pulang sore jam 3"

Arista hanya ber-oh ria mereka melanjutkan masak nya hingga selesai.

"Bangunin dulu anak nya Ris, Naka juga"

"Iya ma"

Arista masuk kedalam kamar Naka melihat Bumi yang sudah duduk bersandar di atas kasur.

"Cuci muka dulu bang, biar ga ngantuk lagi"

"Iya bun"

Bumi pun berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.

"Mas bangun, udah siang"

Tak ada pergerakan dari Naka.
Arista menggoyang kan tubuh itu.

"Mas, bangun"

"5 menit lagi Ris"

"Bener ya"

"Iya"

"Yaudah aku bangunin adek dulu"

Arista keluar kamar Naka dan masuk ke dalam kamar mama mertuanya.

"Adek bangun sayang"

"Nanti bun"

"Ga ada nanti nanti, di bawah di tungguin oma sama opa"

"5 menit lagi bun"

"Astaga kayak papa nya banget, bangun gak"

"Ibun ih"

"Ayo bangun, kamu ga kasian sama oma nunggu di bawah"

"Iya ni iya"

"Duduk dek"

"IBUN IHH"

Arista merasa sedikit nyeri di hatinya karena di bentak anak nya sendiri.

"Adek!" teriak Bumi dari pintu, entah kapan ia berada di sana.

"Abang, udah tunggu di bawah aja"

"Tapi bu-"

"Gapapa abang, tunggu di bawah ya"

Bumi mengangguk dan menutup pintu dan segera turun ke bawah.

"Ke kamar mandi ya dek, bunda tunggu di bawah"

Zia hanya mengangguk.

Arista melihat ke meja makan dan suami nya belum ada berarti ia masih tidur, Arista pun menuju ke dalam kamar Naka.

"Mas astaga!!"

"Iya Ris iya"

Naka langsung duduk.

"Pusing kan, udah dari tadi di suruh bangun"

"Iya maaf iya"

Arista memijat kepala Naka, Naka pun memeluk pinggang Arista menikmati pijatan istri nya.
-

-

-
Mereka semua sedang duduk bersantai di depan televisi.

"Bun, besok aja ya cari rumah nya, males banget hari ini nyetir"

"Iya mas"

"Tinggal sama mama papa juga gapapa toh mama cuma berdua"

"Kita mau cari rumah yang deket sama kampus adek"

"Oh begitu, yasudah, tapi nanti main ke sini loh"

"Iya ma"

Papa Naka mengajak Naka dan Bumi untuk ke ruang tamu saja karena mereka akan membicarakan tentang perusahaan yang akan mereka kembangkan lagi.

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang