Sepuluh

844 17 4
                                    

Pada malam hari nya, Bumi menginap di rumah mama papa Naka, dengan alasan akan mengajak nya untuk bermain di iya kan saja sama Arista.

Arista sedang menonton televisi seorang diri di gelapnya ruangan itu mengingat karena ini sudah tengah malam.

Naka belum pulang dari kerjanya dan untuk Luna dan Felix mereka sudah tertidur pulas di kamar nya.

Tiba tiba pintu depan terbuka dan menampilkan Naka yang berjalan jontay keadaan sangat kacau jas yang sudah tak terpakai dan kemeja yang kusut serta dasi yang miring dan jangan lupakan rambut nya yang sangat berantakan.

Arista mengabaikan nya dan terus menonton televisi, tak di sangka Naka menghampiri Arista dan langsung memeluknya.

"Luna sayang, aku rindu" katanya.

"Minggir aku bukan mba Luna, aku Arista"

"Sayang jangan begitu dong, kamu udah gak sayang aku lagi"

"Sepertinya kamu mabuk mas" kata Arista dan berdiri namun dengan cepat Naka menahannya lalu mendudukkan nya lagi.

"Sayang kamu ngambek ya sama aku? maafin ya, besok aku ajak jalan jalan deh"

"Mas awas aku bukan mba Luna"

"Kamu jangan gini dong, aku kangen kamu tau"

"Mas udah ya aku bukan mba Luna, mba Luna di kamarnya" Arista hendak berdiri krmbali naum dengan cepat Naka menarik dan menindihnya.

"Sayang, adik aku kangen kamu" katanya dengan sayu, dan langsung menciumi seluruh wajah Arista dengan penuh nafsu.

Perlahan mereka larut dalam permainan, Naka yang berutal dengan Arista yang hanya pasrah mereka melakukanya sampai subuh karena Naka yang tidur dan di tinggal ke kamar dengan Arista.
-
-
-
Lima hari berlalu setelah kejadian itu Arista menjalani hidup seperti biasa dimana dia di siksa batin maupun fisik oleh Naka dan Luna, sementara Bumi ia akhir akhir ini sering menangis dan rindu kepada Naka.

Sore harinya saat Arista memandikan Bumi tiba tiba perut nya merasa mual dan kepalanya sangat pening tapi ia tahan sampai dimana Bumi telah selesai mandi dan duduk manis di kasur bermain mobil mobilan.

Perut Arista semakin mual dan ingin memuntahkan sesuatu jadi ia lari ke kamar mandi dan muntah muntah tapi itu hanya mengeluarkan cairan bening.

Arista duduk di wc memegangi perut serta kepala nya yang sakit ia berfikir apa dia hamil, karena dulu waktu mengandung Bumi ia merasakan hal yang sama jadi ia berfikir nanti akan keluar dan membeli suatu barang.

Malam harinya Arista sudah mencoba mengecek dan benar saja ia hamil anak kedua Naka!!.

"Aku benar benar hamil" kata nya menatap benda itu.

"Kalo aku hamil apa mas Naka bakal cinta lagi sama aku? semoga aja ya nak, doain bunda"

"Nda tenapa?"

"Bumi, Bumi mau punya adik tidak?"

"Adik?"

"Mau mauuu, mana nda?"

"Ini di perut bunda"

"Kok di peyut na nda? keluarin adek nya nda, keluarin Umi mau main belcama"

"Masih belum bisa sayang, nanti kalau sudah waktunya dedek nya keluar sabar ya"

"Cebelapa lama nda?"

"Sembilan bulan"

"Lama cekaliii"

"Hahaha sabar aja yaa"
-
-
-
Luna sedang sibuk di kamarnya entah apa yang dia lakukan sampai dimana Naka sampai jam tujuh malam Arista sedang duduk lesehan di depan televisi dengan Bumi yang bermain.

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang