Sebelas

807 13 3
                                    

Satu hari kertika Arista pergi dari rumah, rumah Naka benar benar berantakan banyak mainan punya Felix yang berserakan.

"Sayang mumpung Felix nya tidur, kamu bisa beres beres, aku jagain Felix"

"Engga ya, aku gak mau kuku aku kotor"

"Cuma beresin mainan nya Felix aja sayang, ada penyedot debu kamu ga perlu nyapu nyapu"

"Gak ya sayang, aku gak mau kotor kotor"

"Yaudah kalau gitu kamu bisa bikin makanan? aku udah laper dari pagi cuma makan roti"

"Sayang! aku gak mau, kalo laper beli aja di luar lagi pula aku gak bisa masak"

"Kamu ini gimana si! semua nya gak mau, apa apa gak mau!"

"Yaudah ikut Arista aja sana"

"Kok malah bahas Arista!!!"

"Yakamu ngomong gitu, aku kan jadi merasa gak guna!"

"Argghhh terserah"

Naka keluar kamar dan membereskan mainan Felix dan menyedot debu serta ia membuat mi instan untuk nya makan.

Sore hari nya ia akan pergi ke kantor entah ada masalah apa asisten nya tiba tiba menelpon untuk datang jadilah Naka pergi ke kantor.

"Ada seseorang yang menggelapkan dana project baru pak, senilai 5 milyar"

Rahang Naka mengeras serta tangan mengepal ia merasa sangat marah berani berani nya ada yang melakukan hal seperti itu.

"Cepat cari tau siapa dalang dari semua ini"

"Baik pak"

Naka memijat pangkal hidung nya ia merasa pusing dan lelah karena ini sudah hampir malam banyak telpon yang berdatangan dan banyak email masuk menanyakan bagaimana perkembangan project baru yang dimana perusahaan perusahaan besar ikut serta dalam project itu.

Naka memutuskan untuk pulang ke rumah saja ia merasa pusing dan sedikit lelah jadi ia akan pulang dan beristirahat.

Saat di rumah, Rumahnya kembali berantakan seperti tadi pagi, ia mengepalkan tangan nya sampai kuku nya menancap dan mengeluarkan sedikit darah.

"Sayang, Luna" panggil nya.

"Iya sebentar lagi ya haha, kamu harus ambil semua jangan segitu"

"Aku tutup dulu ya bye, muachh"

"Telpon siapa kamu"

"T-teman aku mas"

"Teman apa ngomong sambil cium cium?"

"Kita emang udah deket dari lama mas udah seperti saudara dan kita juga udah seperti biasa gitu"

"Cewek apa cowok"

"Cewek nih lihat" kata Luna dan menujukkan riwayat telepon, dan nama di sana tak ada yang laki laki semua nama perempuan jadi Naka memilih untuk percaya, dan ia melenggang pergi ke kamar mandi.

"Untung aja aku ganti nama pacar aku ke nama cewek hahaha"
-

-

-
"Bumi kenapa nangis?"

"Tida nda hanya saja"

"Cerita ke bunda, kamu kenapa sayang? jangan di pendam sendiri"

"Umi kangen papa"

"Kita gak akan ketemu papa lagi, Bumi bunda akan menjadi papa kamu juga, jadi jangan cari papa lagi ya"

Bumi hanya mengangguk.

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang