Tiga puluh empat

372 7 0
                                    

"Mau kemana mas pagi sekali"

Arista melihat Naka yang sudah siap dengan setelan jas kantor nya.

"Hari ini mas bakal sibuk bun sampek malem, kemungkinan lembur jadi nanti gausah nunggu mas ya"

"Iya mas, hati hati ya"

Naka pun berpamitan dan segera pergi dari pekarangan rumah nya.

"Adek? gak ke kampus?"

"Masuk siang bun"

"Oh gitu, sini sarapan dulu"

Zia duduk dan makan makanan yang telah di siapkan oleh Arista.

"Dek, nanti kamu masuk jam satu siang kan?"

Zia mengangguk.

"Main ke rumah oma yuk, udah lama loh kita gak ke sana"

"Zia mau belajar bun, bunda kalau mau ke rumah oma gapapa"

"Ga asik ah dek, belajarnya nanti aja lah"

"Gabisa bun"

"Yaudah lah dek, nanti bunda sendiri aja, adek gapapa kan di rumah sindiri"

"Iya"

Akhir akhir ini Zia gila belajar di mana pun ia berada dan di situ pula ada sebuah buku, di kamarnya sudah di penuhi buku buku, Zia bercita-cita untuk menjadi hakim makanya ia mengambil jurusan sarjana hukum.
-

-

-
"Hallo ma"

"Astaga Arista, kesini gak bilang bilang kamu ya"

"Hehehe"

"Kamu juga kenapa gak pernah main ke sini"

"Lagi sibuk beres beres rumah ma, Bumi sekarang juga udah pisah rumah"

"Loh kalian cuma bertiga dong?"

"Yagitu ma, mas Naka akhir akhir ini juga sering lembur"

"Adek, dia lagi gila belajar ma"

"Kamu kesepian dong di rumah"

"Ya gitu deh"

"Kamu main ke sini aja, kalau di rumah lagi sendirian"

"Iya ma besok besok aku akan main ke sini"

"Nah gitu dong"

"Papa ke kantor ma?"

"Iya udah dari pagi"

"Felix?"

Mama Naka mendadak menunduk sedih "Felix.... dia udah pergi"

"Pergi? pergi kemana?"

"Mama gak tau jelas dia pergi ke mana, dia hanya bilang mau pergi jauh dan ingin hidup sendiri"

"Loh sejak kapan"

"Udah seminggu yang lalu"

"Oh gitu"

Mereka pun lanjut bergibah hingga siang hari.

Sementara di tempat lain.

"Hiks plis stop"

"S-sakit"

Naka duduk dan menyilangkan kaki nya ia melihat Felix tersiksa membuat nya sangat sangat senang.

Naka mendorong ndorong kepala Felix dengan kaki nya "Dasar anak gak tau diri!"

"Hiks plis stop"

"Gak, saya belum puas"

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang