16 Tahun telah berlalu Bumi sekarang sudah masuk SMA, Bumi sudah lupa Naka walaupun sesekali ia memandangi foto Naka yang ada di ponsel Arista.
"Bumi bunda ke toko dulu ya, kamu mau ikut tidak?
"Tidak bun, Bumi mau dirumah aja sama adek"
Arista sudah melahirkan anak keduanya dan berjenis kelamin perempuan yang ia beri nama Nazia Rahardika, Ia sudah berumur 14tahunan, dan sekarang ia duduk di bangku kelas 8 smp.
"Yaudah adek jangan nakal sama abang"
"Hehehe, gak tau nanti bun"
"Nanti kalo lapar panasin aja ya makanan yang udah bunda siapin di kulkas"
"Iya bun"
"Siapp bundaa"
"Nanti pulangnya mau dibawain sesuati ga?"
"Adek nasi padang"
"Abang?"
"Samain aja sama adek bun"
"Oke, hati hati di rumah ya"
"Iya bun"
Arista pun melenggang pergi dari pekarangan rumah.
"Bang"
"Hm?" jawabnya tanpa menoleh ke sang adik yang sedang tiduran di kasur kamar Bumi, Bumi duduk di meja belajarnya untuk belajar.
"Kita gak punya papa ya?"
Bumi menoleh "Udah jangan di bahas"
"Adek iri bang sama temen temen adek, yang pulang di jemput papsnya, kalo weekend mereka liburan sama papanya"
"Anggap bunda sebagai paps juga Zia"
"Tapi, kenapa kita gak punya papa? dari Zia kecil Zia gak pernah tuh ketemu papa"
"Zia! jangan bahas tentang hal itu! apa lagi sama bunda"
"Kenapa bang? Zia kan kepo"
"Udah pokoknya jangan"
Nazian merupakan anak yang ceria, dan tak bisa diam banding terbalik dengan Bumi, ia selalu memasang wajah yang kaku dan ngomong seperlu nya saja.
"Bang-"
"Udah abang mau belajar jangan di ganggu"
"Orang adek mau ngerjain pr gak bisa, bantuin bang"
"Yaudah sini"
"Susah ya bang soalnya, Zia aja gak bisa kerjainnya"
"Gampang ini, ini tinggal di kali sama ini trs di bagi sama ini lalu di jumlah"
"Kerjain coba bang kalo bisa"
"Kerjain sendiri lah, orang pr kamu, abang cuma bantu bukan ngerjain"
"Ahh abang gak asik"
"Udah cepet kerjain"
"Bang pliss kali inii aja, Zia gak suka mtk"
"Ayo abang ajarin jangan ngeluh mulu kamu"
"Bang beneran, Zia gak bisa"
"Bisa, kamu belum mencoba udah nyerah aja, sini abang ajarin"
Satu jam berlalu, Zia tertidur di atas bukunya dan untuk Bumi ia masih membaca buku nya dan sesekali mengerjakan soal.
"Zia kalo tidur pindah ke kamar kamu jangan disini, air liur mu netes tuh"
"Mana ada" kata Zia dan berjalan menuju kasur Bumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu hati dua wanita [END]
Short StorySeseorang tidak bisa mencintai dua wanita dalam satu hati