Dua puluh Tujuh

356 6 0
                                    

Malam harinya keluarga Naka sedang bersantai di depan televisi Naka dan Arista hendak membicarakan tentang pindah nya mereka ke rumah baru.

"Abang, adek kita pindah rumah ya?"

Yang semulanya Zia tiduran akhirnya bangun menatap kedua orang tuanya.

"Pindah? kemana bun?"

"Pindah ke Jakarta lagi, lagian adek juga bentar lagi mau kuliah kan?"

"Iya ya"

"Abang bagaimana sayang?"

"Abang ngikut aja bun,enak nya gimana"

"Oke kalau begitu besok kita packing"

"Cepet banget pa"

"Lebih cepat lebih baik dek"
-

-

-
Besok paginya mereka sibuk packing barang barang yang penting dan barang yang berguna seperti baju dan lain sebagainya.

Mereka berberes sampai jam dua siang.

"Capek banget bang, gendong dong"

"Dih apaan abang juga capek"

"Bang ini udah di tingkat capek bangetttt"

"Gendong papa aja yuk dek"

Zia tersenyum senang ia berjalan menuju Naka, Naka menunduk dan segera Zia naik ke punggung Naka.

"Abang bawain koper adek ya"

Naka mendudukkan Zia di mobil dan segera kembali lagi untuk membawakan koper sang istri.

"Sini bun, mas bawain"

"Makasih mas"

"Sama sama sayang"

"Masih ada abang loh disini"

"Hehehe sana bang kamu pacaran sama nak Bella"

"Bun ngomong apa si ah"

"Udah ayo nanti keburu kesorean"

Naka membawa koper milik nya dan milik istrinya, Bumi membawa kopernya dengan punya adik nya.

"Selamat tinggal rumahku" kata Arista melampaikan tangan nya.

"Nanti kalau kangen kita main ke sini lagi kok bun" ucap Naka melihat raut sedih sang istri.
-

-

-
Malam hari nya mereka baru sampai di rumah mama papa Naka, mereka memang menuju ke sana karena Arista tidak mau lagi tinggal di rumah Naka.

"Loh Naka, pulang gak ngabarin mama!"

"Maaf ma dadakan emang"

"Ma Naka ada kejutan besar untuk mama"

"Kejutan?"

"Iya mama pasti seneng banget"

"Emang apa si"

Naka berjalan kembali menuju mobilnya, Naka memang tak memberitahu kedua orang tua nya tentang hubungan nya yang sudah membaik dengan Arista ia memang ingin membuat mama nya terkejut.

"Keluar bun, adek tidur? gendong abang ya"

"Iya mas"

Bumi menggendong adik nya di punggung nya dan keluar perlahan memegangi kepala adik nya.

Mama Naka mematung di tempat ia memanggil suami nya yang berada di depan televisi.

Mereka berdua sama sama membeku di tempat.

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang