Lima

718 16 2
                                    

Malam hari nya, demam Naka belum menurun dan stok obat pun sudah pada habis jadi Arista ingin pergi ke apotek untuk membeli beberapa obat dan ia juga ingin membeli makanan untuk makan malam.

"Mas aku tinggal sebentar ya, obat nya habis aku mau ke apotek, sama sekalian beli makan"

"Iya Ris"

"Bumi mau ikut bunda tidak"

"Temana nda"

"Beli obat nya papa"

"Ituuutttt!"

"Pakai jaket nya dulu ya diluar dingin"

"Heem"

"Mas aku tinggal sebentar gapapa ya"

"Iya Ris pelan pelan bawa mobil nya lagi ujan"

"Iya, mas tenang aja"

"Ayo Sayang"

Arista keluar kamar dengan menggandeng tangan kecil Bumi dan ia pun segera pergi dari pekarangan rumah nya.

Sementara itu.

"Halo Luna sayangku"

"Kenapa sayang, nada bicaramu senang sekali"

"Rista lagi diluar nih"

"Lama gak keluarnya?"

"Sepertinya si lumayan katanya tadi sambil cari makan"

"Okeyy otw sayang"

"Aku tunggu, nanti langsung masuk aja pintunya ga di kunci"

"Ay ay kapten"

Naka pun tersenyum dan mematikan panggilan itu.

Selang beberapa menit Luna telah sampai, ia membawa keranjang buah dan meletakkan di atas nakas kamar Naka.

"Panas nya belum turun, gimana di Rista rawat kamu gak becus banget"

"Kepala aku juga kadang masih pusing"

"Pindah ke apart aku aja, Rista ga bisa rawat kamu"

"Jangan gitu lah, Nanti kalau aku udah sebuh aku main nginep di apart kamu"

"Bener ya, aku kangen belaian mu"

"Jangan mancing, kepala aku lagi pusing"

"Hahahaha"

"Sayang kamu mau nikahin aku kan?"

"Pasti, tapi sabar dulu ya"

"Aku harus nunggu sampai kapan?"

"Sabar dulu sayang, aku belum bisa melepas Rista sama anak aku"

"Oh kamu udah cinta ya"

"Enggak gitu, kasian aja sama anak aku"

"Ya sama aja, kamu pasti perlahan lahan cinta sama Rista"

"Enggak sayang, buktinya kita udah 5 tahun nikah tapi aku belum cinta sama dia"

"Cintaku habis di kamu, dan selamanya akan ada di kamu"

"Aaaa so sweet banget si" Luna langsung memeluk tubuh Naka dengan tiduran.
-
-
-
"Ndaa Umi dingin"

"Rapatkan jaket nya sayang" Arista membenarkan jaket milik Bumi ia sedang mengantri untuk membeli sate.

"Tunggu di mobil aja ya?"

"Ndak mau itut nda"

"Sini peluk bunda"

Bumi dengan senang hati memeluk bundanya dengan erat.

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang