Sudah tiga hari Felix dan Zia di siksa oleh Naka.
Dirumah Arista sangat khawatir ia jarang tidur maupun makan ia hanya berada di ruang tamu yang dekat dengan pintu utama ia terus menatap pintu itu.
"Adek kamu kemana sayang"
Arista mencoba menelpon Zia berkali kali namun tetap tidak ada jawaban dari sana.
Naka menyuruh orang orang nya untuk mencari keberadaan putrinya, tanpa sepengetahuan istrinya sebenarnya Naka tak menyuruh siapa pun untuk mencari putri nya.
Bumi, Bumi mencari adik nya di segala psnjuru kota namun hasil nya nihil.
Bumi sekarang tidak banyak keluar rumah karena istrinya sedang mengandung anak pertama mereka jadi Bumi akan mencari adik nya ketika waktu senggang selebihnya ia pasrahkan kepada orang-orang nya.
"Dek, mas berangkat dulu ya"
"Iya mas, jangan lupa cari Zia ya mas" katanya dengan nada sendu.
"Iya"
Naka pun pergi dari pekarangan rumahnya menuju ke tempat di mana ada dua mainan nya di sana.
--
-
"Lix, lu gak capek di sini kesiksa terus?""Capek, capek banget, badan serasa remuk"
"Gimana kalau kita kabur aja?"
"Tidak akan bisa Zia, percuma nanti papa kamu bakal nemuin kita, terus kita akan di siksa lebih kejam lagi"
Zia menunduk ia bingung harus berbuat apa sekarang.
Brakkk.
Kedua nya terkejut ia menoleh dan melihat Naka yang masuk dengan hawa dingin.
Naka duduk di depan mereka dengan mendorong dorong kepala Zia dan Felix dengan kaki nya yang terbalut sepatu.
"Akhh"
Zia merasakan pening di kepalanya namun Felix menggenggam tangan Zia guna memberi semangat padahal dirinya juga tak kala pening.
"Pa... kenapa papa siksa aku?"
"Karena kau keras kepala! dan suka membantah!"
"Dan Felix? dia tak bersalah!"
"Hey bocah!! diam saja kau tak tau apa apa dasar bocah ingusan"
"Pa? ini benar papa Zia yang dulu sangat menyayangi putri nya? ini benar papa? yang dimana mengejar ngejar bunda lewat putrinya? ini papa? yang dulu bersikap lemah lembut dan bijak? tapi sekarang apa?"
Naka mengeraskan rahang nya dan mengepal kan tangan nya, Ia menampar berkali kali pipi Zia hingga memerah dan di sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah segar.
"Zia sudah... " kata Felix lirih.
Zia menatap Naka dan tersenyum "Sekarang hanya ada orang bajingan yang tega menyiksa putrinya sendiri!"
Plakk... bughh
Naka meneruskan siksaan itu sampai Zia pingsan.
"Zia Zia, kamu gapapa" panik Felix.
"DASAR ANAK GAK TAU DIRI!! SAYA UDAH BAIK YA GAK PERKOSA KAMU!!"
Naka pun keluar dan menutup pintu itu dengan keras tak lupa ia mengunci nya.
"Zia Zia... bangun Ziaa"
Felix menggoyang goyang kan tubuh Zia, beberapa saat kemudian Zia pun sadar.
"Zia kamu gapapa?"
"Sakit banget badan ku... "
"Kita ga ada minum maupun makanan, kamu lapar gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu hati dua wanita [END]
Short StorySeseorang tidak bisa mencintai dua wanita dalam satu hati