Dua puluh

631 10 2
                                    

4 tahun berlalu kehidupan masih sama seperti sebelumnya, Naka yang mencoba untuk kembali bersama namun hati Arista masih enggan menerima nya jadi 5 tahun terakhir Naka masih berusaha untuk meyakinkan diri nya dan anak nya yaitu Bumi.

"Bun, mau kemana rapi sekali?"

"Bunda mau ketemu teman, tak apa kan? mungkin bunda pulang malam"

"Begitu ya, yasudah kalau begitu hati hati ya bun"

"Iya bang, nanti kalau mau makan panasin aja bunda udah siapin di kulkas ya"

"Iya bun"

"Abang yang kuat ya menghadapi dunia yang kejam ini"

"Kenapa tiba tiba ngomong gitu bun"

Arista memeluk Bumi dan mengelus punggu itu "Nanti adek nya di rawat dengan benar"

"Iya bun"

"Yasudah bunda berangkat dulu, kamu juga sebentar lagi berangkat kerja  kan?"

Bumi mengangguk, Arista salam lalu keluar dari rumah nya.

"Kenapa bunda ngomong gitu ya, aneh"
-

-

-
Zia sudah berumur 18 tahun dan sekarang ia duduk di bangku kelas 3,Bumi sekarang sudah berumur 22 tahun.

"Loh bunda kemana bang?"

"Bunda keluar"

"Bekal aku mana?"

"Sama roti ya?"

"Ga enak lah bang buat makan siang masak makan roti"

"Biar cepet dek, emang kamu mau manasin lauk nya? belum masak nasi juga"

"Yaudah gak usah bawa bekal"

"Nanti laper pas siang Zia"

"Zia ada uang lebih kok bang"

"Dari papa"

Bumi menghela nafas berat nya, kedekatan keduanya sudah sangat sempurna.

Seperti biasa Zia di jemput oleh Naka, Bumi juga seperti biasanya menaiki bus.

"Bumi cuaca sedang mendung, lebih baik naik ke mobil papa, nanti kalau kehujanan bisa sakit"

Bumi tak menjawab ia tetap berjalan di trotoar.

"Iya bang, enak loh mobil papa wangi seger"

Lagi lagi Bumi tak memperdulikan hal itu.

Naka mengikuti nya sampai ke halte, Bumi menunggu bus itu dengan membaca buku yang ia pegang.

"Nak ayo lah berangkat sama papa aja"

Beberapa menit kemudian bus pun datang Bumi masuk dan masih fokus pada buku nya dan perlahan bus itu berjalan, Bumi menatap mobil papa nya  dan menghela nafas nya lagi.

Bumi mendapatkan pekerjaan di sebuah cafe yang lumayan besar di kota nya ia sudah lulus sekolah 4 tahun yang lalu.

Saat jam istirahat sektiar jam 12 siang, Bumi mencuci muka nya yang terlihat lelah ia menatap wajah nya dari cermin besar yang ada di depan nya ia lelah sungguh ia ingin menyerah tapi ia selalu ingat kepada bunda dan adik nya dan itu mampu membuat rasa lelah nya hilang begitu saja.

Satu jam berlalu jam istirahat Bumi sudah habis dan sekarang ia sudah kembali melayani pelanggan pelanggan yang berdatangan.

"Permisi mas, coffe late satu sama desert red velvet satu ya"

"B-baik, total nya 45 ribu kak"

"Loh kak Bumi?"

"Silahkan menunggu di bangku kak nanti di antar"

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang