Kegiatan Arista seperti biasa ia pergi ke toko dan Bumi pergi kesekolah bersama adik nya.
"Bun Bumi berangkat dulu ya"
"Loh ga sarapan dulu sayang?"
"Bumi lagi gak laper bun"
"Ayo dek lama banget"
"Sebentar bang, bun kaos kaki adek di mana"
"Ada di laci sebelah seragam adek"
"Ndak ada ibunn"
"Bang tolong cariin ya, bunda lagi siapin bekal abang"
"Iya bun"
Bumi masuk ke kamar adek nya "Kalo nyari itu yang bener jangan teriak teriak"
"Kan emang gak ada gimana si bang"
Bumi membuka laci yang dimaksud bunda nya dan "Ini apa?"
"Loh kok ada, tadi gak ada loh bener"
"Udah cepet pakai, abang bentar lagi mau masuk"
"Tumben pagi biasanya agak siangan"
"Cepetan adek"
"Iyaiya"
"Kita berangkat dulu ya bun"
"Iya, hati hati di jalan, adek nya anterin sampe ke gerbang nya loh bang"
"Iya bun"
"Bekalnya di habisin, punya abang sama adek"
"Iya bun" jawab mereka bersama.
Bumi dan Zia pun berjalan menuju halte terdekat.
Setelah menunggu bus datang akhirnya sampai mereka berdua masuk kedalam bus dan lumayan ramai karena ini jam sekolah maupun kerja.
"Awas dek" kata Bumi dan mendekap Zia dari belakang agar tak tersenggul maupun kena tangan tangan nakal dari orang orang itu.
Setelah bus berjalan Bumi melepaskan dekapannya dan melihat keluar jendela bus.
Tiba tiba ada seorang siswi berlari mengejar bus dan ada seorang yang memberhentikan itu.
Saat masuk ke dalam bus, Bumi terpaku di tempat perempuan itu sangat cantik dengan rambut nya yang sebahu serta seragam almamater yang sama dengan yang ia kenakan.
Bumi seakan terpanah dengan kecantikan perempuan itu mengingat yang sekarang ia sudah kelas 3 SMA wajar kah dia berpacaran?.
"Bang"
"Hm"
"Abang suka kakak tadi?"
"Ngomong apa si dek, udah diem"
"Halah bilang aja bang gapapa, adek rahasiain dari bunda deh"
"Udah diem"
"Hehehe abang lagi mabuk cinta"
Bus pun berhenti Bumi keluar dengan Zia, sekolah Zia tak jauh dari sekolah Bumi hanya beberapa langkah saja jadi sebelum ia masuk ke kelasnya, Bumi mengantarkan adik nya dulu.
"Udah sana masuk, abang mau basket"
"Basket apa pdkt bang"
"Zia, sana masuk"
"Iya iya bawel amat"
"Papay abang"
"Iya iya"
Bumi pun kembali ke sekolahnya dan segera ke lapangan basket yang ada di belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu hati dua wanita [END]
Short StorySeseorang tidak bisa mencintai dua wanita dalam satu hati