Tiga puluh delapan

1.3K 19 0
                                    

Tiga hari Naka di rawat di rumah sakit dengan penjagaan yang sangat ketat tak sembarangan orang bisa masuk ke ruangan Naka.

Dan hari ini lah ia akan di menghadiri persidangannya, Arista sudha tau atas perlakuan suami nya dan tentu saja ia sedih kecewa sakit hati menjadi satu, Bumi pun merasakan hal yang sama dengan bunda nya.

Saat ini Naka sedang di antar ke pengadilan dengan mobil polisi yang mengelilingi mobil nya, Arista merasa dunia nya hancur begitu saja ia hanya diam dan murung.

Sesampainya di pengadilan banyak reporter televisi hingga memenuhi jalan begitu banyak pertanyaan pertanyan yang di lontarkan tapi tak satu pun Naka jawab tatapan nya menajam ke arah dimana ia di tuntun oleh beberapa orang.

Arista hanya mengikuti dari belakang dengan Leo di gendongannya Bumi dan Bella juga ikut.

Naka di tuntun ke meja terdakwa Saka hanya menatap ke depan dengan menegakkan tubuhnya.

Arista dari kursi belakang menatap suaminya kecewa dan menangis namun segera ia hapus ia tak percaya bahwa suaminya melakukan hal sekejam itu.

Setelah semuanya telah siap hakim pun tiba.

"Berdiri"

Seisi pengadilan pun berdiri untuk menyambut hakim itu.

Hakim pun masuk ruangan lalu duduk di kursi ketua hakim ia duduk dengan percaya dirinya.

Dan semua orang pun duduk kembali.

Arista menatap sekeliling dan pandangannya tertuju kepada ketua hakim itu.

"ZIA?" teriaknya, orang orang di sana menatap aneh ke arah Arista dan kepada hakim itu.

Naka terkejut setengah mati orang yang selama ini ia cari cari namun sekarang orang itu lah yang menghakimi nya.

Sama hal nya dengan Bumi ia terkejut dan tak percaya bahwa di depan sana adalah adik nya.

"Baik kita mulai persidangan ini" ucap Zia dengan tegas.

Zia menatap lama mata Naka yang tampak terkejut sesaat namun kembali menatap tajam.

Sidang dilakukan selama satu jam lamanya.

"Dari semua kejahatan yang pernah anda lakukan serta bukti bukti yang ada tuan Naka Rahardika di fonis hukuman seumur hidup"

"TIDAK, saya tidak melakukan semua hal ini!" teriak Naka menatap anaknya.

"Bukti semua sudah jelas tuan"

"Tidak! semua nya bohong"

"Apa lagi yang ingin anda bela?"

"Saya memang membunuh kedua pemuda itu namun saya tak melakukan pembunuhan atau penyiksaan pada orang lain!"

"Anda mengucap tidak?"

"Anda lupa bahwa saya juga anda siksa seperti hewan, anda menyiksa saya tanpa belas kasih saya menangis tiap malam dengan saudara saya, saya di kasih makan, namun makanan itu seperti sampah! anda menyiksa saya dengan menyayat pergelangan tangan membanting tubuh saya dan memukul saya dengan banyak luka lebam"

"Anda melecehkan saudara saya bahkan anda melakukannya di depan saya! anda memasukkan benda benda kepada tubuh nya!"

"Saya putri anda yang dulu sangat anda sayangi, saya putri kandung anda! namun anda telah memberi saya luka yang sangat dalam! dimana kata ayah itu?"

"Tak segan segan anda memukul membanting, menampar saya, anda mengancam ingin memperkosa saya! anda lupa semua itu?"

"Ini balasan anak durhaka? yang selama ini saya biayai?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang