Dua puluh empat

468 9 0
                                    

Sekarang sudah pukul 12 malam, Bumi sudah mendarat di bandara internasional tentu saja di jemput oleh Naka, Zia tidak ikut karena tidur sangat pulas jadi Naka tak tega untuk membangunkan nya.

"Gimana kabar nya bang"

"Baik pa, papa gimana? adek?"

"Baik semua bang"

"Adek gak ikut?"

"Adek mu udah tidur"

"Ohh"

"Gimana bang di sana lancar?"

"Lancar lancar aja pa, pk Edwards akan datang ke kantor kita bulan depan"

"Bagus nak, kamu hebat papa bangga padamu"

"Makasih pa"

"Tidak papa yang hatus berterima kasih pada mu dan bunda mu"
-

-

-
Pagi hari nya Zia sudah bangun ia masuk ke dalam kamar abang nya ternyata Bumi sudah rapih dengan setelan jas kantor nya, Zia mengangga menatap abang nya.

"Kenapa dek?"

"Ini abang?"

"Iya, mandi dulu sana iler nya sampe ke pipi"

"Bentar bentar, bukannya abang pulang nya besok?"

"Lihat tanggalan"

Zia menoleh ke tanggalan yang memang sudah ia tandai ketika abang nya kembali dan ternyata benar abang nya sudah pulang.

"PAPAAA!" Teriak nya.

"Kenapa ada apa adek? abang?" kata Naka panik ketika mendengar teriakan itu.

"Papa kenapa gak ajak adek waktu jemput abang tadi malam?!"

"Kamu tidur pules banget dek mana tega papa bangunin"

"Ih papa, adek kan udah bilang bangunin nanti ya pa adek mau ikut! tapi apa? papa ninggalin adek!!"

"Maaf dek, papa ga tega bangunin kamu"

"Huhh! adek marah sama papa"

"Dek gak boleh gitu lah, abang juga di rumah ini, perkara ga di ajak jemput abang aja loh"

"Tapi kan bang"

"Sini peluk"

Zia tersenyum senang melihat Bumi merentangkan tangan nya, dengan cepat Zia masuk ke pelukan itu.

"Abang apa kabar?"

"Baik dek, adek?"

"Adek baik"

"Bang ke rumah bunda yuk?"

"Boleh, kamu ga ke sekolah?"

"Sekolah tapi nanti siang"

"Kok bisa siang?"

"Iya, kelas nya di jadiin sesi sesi an adek kebagian waktu siang"

"Oh gitu, yasudah mandi dulu, kamu bau iler"

"Mana ada adek wangi kok"

"Udah dek sana mandi nanti papa tinggal, kamu nangis"

"Apasi papa, adek gak ngomong sama papa ya!"

"Huss ga boleh gitu sama papa dek"

"Iya iya bang"

Mereka melepaskan pelukannya Zia berlari menuju kamar mandi Bumi dan Naka duduk di kursi ruang tamu.

"Bang kemarin ada orang mencurigakan"

"Waktu papa keluar ada orang yang make serba hitam tapi suara nya familiar banget di telinga papa"

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang