Tiga puluh tiga

324 8 0
                                    

Semenjak kejadian beberapa hari lalu Zia semakin menutup dirinya bahkan ia tak bertegur sapa dengan Naka, Bumi dan Bella memutuskan untuk membeli rumah dan tinggal sendiri.

Keadaan rumah Naka menjadi sangat sepi dan sedikit redup.

Zia hanya berbicara seperlunya saja ketika ia kuliah ia akan memesan taxi atau berangkat dengan temannya.

"Dek mau sarapan apa bawa bekal?"

"Gausah bun, nanti adek sarapan di kantin"

"Berangkat dulu bun"

"Hati hati ya"

Zia mengangguk dan segera keluar rumah.

"Adek, papa anter ya?" tawar Naka yang melihat anak nya yang hendak pergi.

"Tidak"

Naka menghela nafasnya untuk kesekian kalinya ia benar benar kelepasan hari itu ia tak bisa mengontrol emosi nya alhasil anak nya sendiri yang menjadi korban nya.
-

-

-
"Huftt cari kerja susah banget ya"

Di tengah terik nya matahari Felix sedang melamar kerja di berbagai cafe maupun perusahaan namun tak ada satu pun dari mereka menerimanya.

"Apa karena aku cuma sebatas SMK?"

"Apa salah nya ga kuliah? lagian sama aja kok"

Lagu lagi la mengeluh karena cuaca sangat panas akhirnya ia berbelok ke mini market untuk membeli air.

"Cari kerja di mana lagi ini, uang ku juga tinggal dikit" keluhnya lagi.

"Hai adik, kamu lagi cari kerja ya?" ucap seorang wanita.

Felix menatap orang itu dari atas sampai bawah ia terlihat seperti orang orang kaya.

"Iya kak" jawab Felix kikuk.

"Kakak ada tawaran kerja di pabrik susu kamu mau?"

"Gaji sebulan nya 3 juta, tugas nya juga gak begitu berat cuma masang stiker sama ngantar ke rumah rumah aja, dari jam delapan pagi sampai jam empat sore"

"Wah beneran kak?" tanya Felix mulai tergoda.

"Iya, nanti makan siang nya kakak yang siapin"

"Wah, tapi ijasah aku cuma sampek SMK kak gapapa?"

"Gapapa lah, kalau kamu mau besok mulai kerja ya"

"Loh secepet itu kak?"

"Iya, kebetulan kakak lagi kekurangan tenang kerja, jadi butuh secepatnya"

"Oh iya kak, alamatnya di mana"

"Ini nomor kakak besok kakak wa alamatnya"

"Wahh, makasih banyak ya kak"

"Iya sama sama, kalau begitu kakak pergi dulu"

"Iya kak makasih sekali lagi"

Wanita itu tersenyum lalu segera pergi.

Felix sangat senang karena ia mendapat pekerjaan yang gaji nya lumayan ia pun pulang dengan hati yang riang.

Keesokannya.

"Semangat kerja hari pertama"

Felix sudah siap dengan pakaian rapi miliknya ia berjalan untuk ke pabrik nya mengingat ia tak punya sepeda motor lagi pula tempatnya tak begitu jauh jadi ia menghemat.

Felix datang sekitar jam setengah 8 ia sampai di depan gerbang itu tak ada yang aneh jadi ia terus masuk ke dalam.

Semakin dalam Felix rasa ada sedikit keanehan pabrik itu terasa sepi tak ingin berfikir yang aneh aneh Felix menelpon wanita kemarin yang menawari nya bekerja.

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang