Dua puluh tiga

435 6 0
                                    

Seminggu berlalu Bumi besok pulang dari USA Zia dengan semangat membersihkan rumah ia sangat senang dan riang hari ini, Naka tak henti henti nya tertawa dengan tingkah anak nya.

"Adek istirahat dulu sayang, adek dari pagi belum istirahat"

"Bentar pa, kurang dikit"

"Dari tadi kurang dikit terus"

"Ikut papa ke kantor aja yuk, mau gak"

Zia menghentikan kegiatan menyapinya dan menoleh ke arah Naka yang duduk di sofa depan televisi.

"Ke kantor?"

"Iya sayang"

"Engga ah nanti di sana ga ada temen nya"

"Yakan main hp sayang"

"Kamu kan belum pernah ke kantor papa"

"Iya ya"

"Yaudah adek mandi dulu"

Naka hanya mengangguk dan kembali ke layar laptop nya.
-

-

-
"Wahh kantor papa besar"

"Kamu masih belum tau kantor papa yang dulu di kota"

"Wahh papa punya 2 kantor"

"Iya satu nya ada dj kota satu nya ini"

"Yang di kota gak ada yang ngurusin dong pa?"

"Ada, kakek kamu"

"Loh kata bunda dulu, adek gak punya kakek"

"Punya adek punya lengkap malahan kakek sama nenek"

"Wah adek mau dong ketemu sama kakek nenek"

"Nanti ya tunggu abang pulang dulu"

Zia pun mengangguk dan turun dari mobilnya.

Zia senantiasa berada di belakang papa nya, Naka menyapa siapa pun yang lewat membuat Zia ikut menunduk, semua karyawan di sana tersenyum melihat lucu nya Zia.

"Kamu duduk di kursi situ ya, papa bntr lagi meeting"

"Ikutt dong pa"

"Nanti jenuh di sana, gapapa?"

"Gapapa, adek juga mau tau"

"Yaudah bentar lagi"

Zia membuntuti kemana kaki Naka melangkah, sesampainya di ruang meeting Zia duduk di sebelah papa nya ia tak ingin jauh jauh dari Naka.

Zia memperhatikan papa nya berbicara mengenai abang nya yang ada di USA Naka terlihat sangat serius ketika bekerja Zia jadi salut.

"Anak sulung saya akan kembali besok malam, meeting di sana juga sangat lancar perusahaan kita mendapatkan nilai plus oleh CEO perusahaan sana"

"Hebat sekali anak banyak"

"Terimakasih didikan bundanya yang membuatnya hebat"

"Istri nya ga pernah kelihatan pakk" celetuk salah satu karyawan.

Nata tersenyum mata nya tiba tiba berkaca kaca "Tuhan lebih sayang istri saya, jadi tuhan mengambilnya"

Ruang meeting itu seketika hening bahkan Zia sudah mulai meneteskan air mata nya.

"Turut berduka cita pak"

"Iya terima kasih, meeting hari ini sampai sini dulu ya"
-

-

-
Malam hari nya Zia tidur pulas karena seharian ia kesana kemari sibuk untuk abang nya.

Naka meminum minuman beralkohol sambil memandang foto nya dengan Arista ketika menikah dulu.

Satu hati dua wanita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang