Setelah perbincangan ditlp dengan orang tua callie pada minggu lalu,hari yang dijanjikan oleh jinan dan andripun tiba.
Awalnya jinan masih tidak ingin menerima Gabriel yang ingin bertanggung jawab,bukan karna ia tidak suka ia hanya takut akan salah mengambil langkah lagi,meski ia kenal betul dengan gabriel dan keluarga nya.
Namun disatu sisi ia juga berfikir anaknya butuh pendamping disaat saat seperti ini,bahkan calon cucunya pun membutuhkan sosok ayah nantinya,maka dari itu ia menerima dengan lapang dada gabiel yang ingin bertanggung jawab atas semuanya.Hari ini,hari dimana jinan dan andri sepakat untuk membahas ini secara langsung dan hanya keluarga yang hadir.
Jinan juga akan memberitahu callie jika akan ada laki laki yang akan menikahi nya nanti,karna callie sama sekali belum tau akan rencana perjodohan orang tuanya itu.'Ayo andri silakan duduk' sambut jinan pada keluarga andri
Andri,sisca dan juga gabriel sudah duduk disofa panjang yang berada diruang tamu.
Jinan melihat El dari atas sampai bawah,kini ia menatap el dengan penuh selidik,hal itu membuat el sedikit takut.'Ini anak ku,harusnya kamu ingat ya nan ' ucap andri sambil menepuk bahu sang putra, Gabriel tersenyum kearah jinan
'Ini anak yang dulu suka gangguin callista sampe nangis?' jinan masih memasang wajah galaknya
'I-iya om' ucap el takut takut
'Jadi tujuan kamu kesini mau apa?' tanya jinan.
saat ini yang berada diruang tamu hanya jinan,cindy dan juga rasha,bahkan rasha saat ini sama gugupnya dengan Gabriel
'Jadi tujuan saya kesini,s-saya ingin menikahi anak om' Gabriel berusaha untuk menghilangkan rasa gugupnya
Jinan masih diam saja,ia kini menyilangkan kakinya.
'Saat kecil kamu saja suka membuat putri saya menangis,bagaimana nanti ' ucap jinan dengan nada dinginnya
Dengan cepat el langsung menggelengkan kepalanya 'Engga om,saya bener bener mau jaga callie'
Mendengar ucapan Gabriel jinan kembali duduk dengan tegap dan menatap el dengan intens
'Kamu sudah tau semua tentang anak saya?' tanya jinan
Mendengar ucapan jinan, Gabriel melirik sekilas kearah rasha yang sedang menganggukkan kepalanya
'I-iya om,saya sudah tau semua cerita tentang callie' jawab el
'Apa kmu tidak keberatan atas hal itu?'
'Engga om,saya benar benar menerima callie bagaimanapun' jawab Gabriel dengan sungguh-sungguh
Jinan menganggukkan kepalanya,ia melihat kearah rasha dan cindy yang duduk disamping kanannya,namun ia kembali menatap kearah Gabriel
'Meski anak yang dikandung callie bukan anak kamu?' sambung jinan
'Iya om. Mau itu bukan anak sayapun,saya tetap akan bertanggung jawab'
Rasha tersenyum mendengar ucapan temannya itu,jika boleh menangis ia ingin menangis rasanya.
Temannya yang sangat pecicilan itu ternyata memiliki sisi dewasa nya'Saya menerima kamu jika kamu ingin menikahi callista,tapi semua keputusan ada ditangan callista' jinan melirik kearah rasha
'Dek panggil kakak suruh kesini' suruh jinan pada rasha. Rashapun langsung berjalan kearah kamar sang kakak untuk memanggilnya
Tok..tok..tok..
'Masuk' ucap callie dari dalam kamarnya
Rashapun langsung masuk kedalam kamar milik callie,ia melihat sang kakak yang tengah sibuk dikursi belajar nya dengan laptop yang menyala
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer [Cella]
FanfictionCerita ini hanya fiksi belaka. Bijak bijak dalam membaca,jangan menyangkut pautkan dengan kehidupan pemeran real. Cerita ini murni ide saya sendiri,jika ada kesamaan itu diluar dugaan saya. Bxg