Bagian 33

1.9K 262 78
                                    

Sore sudah berganti malam. Semua orang sudah selesai dengan aktivitas masing masing dan memutuskan untuk kembali kerumah untuk beristirahat.

Jinan dan cindy sekarang sudah berada dirumah lebih awal setelah menerima pesan dari gabriel jika ia ingin mengatakan sesuatu.
Semua keluarga kini tengah berkumpul diruangan keluarga. Jinan, cindy, gabriel, callie, rasha, dan juga alya. Nachia sudah tidur jadi mba Ina menemani nachia tidur dikamar callie.

Suasana diruangan itu benar benar sunyi dan tegang rasanya, hanya terdengar dentingan jam dinding yang berada diruang itu.
Rasha melirik gabriel yang tengah memainkan jari jarinya sambil menunduk, dan ia juga melirik callie yang sudah menunduk kepalanya sedari tadi

'Jadi gabriel, apa yang mau kamu omongin?' jinan memulai pembicaraannya

Gabriel mengangkat kepalanya dan kini ia menatap kearah jinan. Bagaimanapun ia harus berani untuk mengambil semua tindakkan

'Ada yang mau El sampein pah' ucap gabriel

Jinan mengerutkan keningnya, ia menyilangkan satu kakinya sambil bersandar pada sofa

'Mau sampein apa kmu? Serius sekali sepertinya'

Gabriel menarik nafas dalam dalam, ia kemudian menegakkan tubuhnya

'Pah mah, gabriel izin buat pergi untuk beberapa saat ya' ucap gabriel

Jinan dan Cindy memasang wajah bingungnya 'Mau kemana kmu?' ucap jinan

'Gabriel sama callista butuh waktu buat perbaiki diri masing masing pah. Tapi sebelum itu gabriel mau minta maaf dulu sama papah, sama mamah, sama rasha klo gabriel belum bisa jdi yang terbaik buat callie, gabriel belum bisa jaga callie dengan baik' gabriel masang senyuman tipisnya

Rasha dan callie menundukkan kepala mereka, bahkan entah sejak kapan callie sudah mulai menangis.
Rasha menundukkan kepalanya karna ia merasa malu pada sahabatnya, malu karna sikap kakaknya yang sudah menyakiti gabriel.

'Maksud kamu apa sih?. Kamu mau ninggalin callista?' ucap Cindy yang sudah bingung dengan kata kata gabriel yang sangat tiba tiba

Gabriel diam sesaat, ia mencoba menyusun semua kata kata dikepalanya agar tidak menyinggung atau salah penyampaian

'Gabriel cuma mau kita satu sama lain berfikir mah. Tapi kalo sampe saatnya masih gaada perubahan, Maaf banget kalo gabriel nanti harus nyerah dan mutusin buat selesain semuanya'

Jinan yang mendengar itu langsung duduk dengan tegap, ia menatap gabriel dengan tatapan dinginnya

'Kamu gabisa gitu gabriel. Kmu meminta callista baik baik dengan papah, dan sekarang kamu mau meninggalkan callista gitu aja tanpa alasan yang jelas?' nada bicara jinan sudah mulai terdengar begitu tegas

Gabriel menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan jinan

'Gabriel ngelakuin ini ada sebabnya pah. Gabriel tau, gabriel yang meminta secara tiba tiba menikah callie, gabriel juga sadar benar benar waktu yang singkat pernikahan dan perkenalan gabriel dengan callie'

Semuanya diam mendengarkan ucapan gabriel, bahkan rashapun kini sudah menatap kearah sahabatnya itu

'Tapi pah, gabriel ga pernah nyesel sudah menikah dan bertanggung jawab atas semuanya pah. Tapi sekarang Ayah kandung dari nachia sudah kembali, gabriel gabisa larang buat ayah kandung nachia berhubungan dengan anaknya sendiri'

Jinan langsung menatap kearah callie yang masih menundukkan kepalanya. Jinan seperti nya paham arah pembicaraan gabriel

'Callista, apa kamu berhubungan dengan vano lagi?' ucap Jinan

Closer [Cella]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang