Bagian 45

1.4K 195 42
                                    

Gabriel dan yang lainpun melangkahkan kaki masuk kedalam ruangan milik callie.
Terlihat callie yang masih memejamkan matanya dengan tenang, namun bibirnya pucat apa karna ia menahan sakit sedari tadi?

Gabriel berusaha menahan rasa sedihnya, ia sudah berjanji pada dirinya untuk tidak sedih didepan callie.
Teman teman gabriel dan calliepun menatap sendu kearah callie, rasha bahkan sudah memalingkan muka kearah lain dan meneteskan air matanya, arman yang melihat itu menepuk pelan bahu rasha untuk menenangkannya.

Gabriel menarik kursi yang tak jauh dari ranjang rumah sakit callie, ia mendekatkan tubuhnya.
Tangannya mulai terulur untuk mengusap lembut wajah callie.
Sebisa mungkin ia menahan air matanya. namun tidak bisa, ia gagal menahan air matanya yang keluar begitu saja.

Gabriel bahkan sudah mulai terisak sambil menyembunyikan wajahnya pada lengannya.

Teman teman callie dan gabriel juga menahan tangisnya. Isakkan gabriel terdengar begitu sakit sekali.
Bahkan rasha sudah keluar dari kamar rawat tempat callie, ia tidak kuat menahan tangisnya dan melihat gabriel.

'Li. mending lo telpon nico deh, tanyain kejadiannya gimana sampe callie kaya gini' bisik lyn pada lia

Mendengar itu Lia menyetujui nya dan berjalan keluar kamar rawat. Ia menekan tombol tlp untuk menghubungi temannya itu.

"hallo rel. Gimana aman?"

" Ya gitu deh. tadi ada tindakkan kecil karna callie pendarahan"

Lia tidak mungkin mengatakan jika callie keguguran, karna teman teman kampusnya tidak ada yang tau jika callie sudah menikah dan bahkan sudah memiliki anak.

"Ah syukur deh, temen temen pada mau tau kabar callista"

'' Doain aja callista cepet pulih deh. Btw gue mau nanya deh"

"mau nanya soal kejadiannya kan?"

"Iya, itu gimana ceritanya callie bisa kaya gitu?"

" Callista tuh tadi ribut sama revano pas dateng. Nah awalnya mereka cuma cekcok gitu deh, trus revano makin naik darah gua gatau sebab jelasnya apa karna gua dibelakang banget merhatiin nya"

"Trus ga lama callista kaya narik narik tangan di yang di pegang kenceng kayanya sama revano dan udh dorong dorong badan si revano juga. Cuma ya lu tau lah rel, tenaga cowo lebih kuatkan"

"Trus ga lama revano teriak Gua cuma mau lu callista, gitu trus ga lama mereka tarik tarikkan terus revano ngedorong callista kenceng sampe nabrak bangku dan jatoh"

Lia yang mendengar semua penjelasan temannya itupun benar benar perasaannya campur aduk, kesal, marah, benci menjadi satu

''Vano anjing!. Trus yg dikelas diem aja?''

"Tadi si nathan sempet neriakkin revano, cuma dia malah bentak balik dan bilang gausah ikut campur dan ya galama revano kabur kita semua langsung nyamperin callista"

"sumpah anjing banget manusia itu, bahkan tuh si vano ga pantes disebut manusia. Yaudh nic makasih banyak ya udh bantu callista dan udh mau jelasin semuanya"

Tutt

Lia diam sesaat, ia bingung lagi harus menjelaskan bagaimana tentang ini. Pasti semuanya akan kacau jika tau, tapi bagaimana pun mereka semua harus tau klo pelakunya adalah vano.

'Lu abis nlp temen lu?' ucap rasha yang baru saja datang kembali

Lia sedikit terkejut atas kedatangan rasha yang tiba tiba 'Kaget. Abis dari mana sha?'

Closer [Cella]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang