Bagian 7

2K 209 7
                                    

Sinar matahari sudah menyinari kota sekarang.
Jalanan ibu kota sudah mulai dipadati oleh kendaraan.

Seperti saat ini rasha tengah bersiap karna ia mendapat kan jadwal kelas pagi,jadi mau tidak mau dipagi hari ia sudah bersiap siap.

Rasha melewati kamar callie saat ingin turun dari tangga,namun langkahnya terhenti saat melewati pintu kamar callie yang masih tertutup

'Huekk huekk' itulah yang rasha dengar

Rasha membuka pintu kamar callie,tidak ada siapa siapa kini pandangannya menatap kearah pintu kamar mandi yang berada didalam kamar callie.
Ia berjalan menghampiri pintu itu

'Ka lu gapapa?' ucap rasha dari luar kamar mandi

'Huekk' tidak ada jawaban apapun dari callie,ia hanya mendengar suara mual callie

Rasha menghela nafasnya,setiap pagi callie selalu seperti ini.
Ia menatap sedih kearah pintu yang masih tertutup rapat itu,pasti rasanya sangat tersiksa menjadi callie

'Ka,mau gua bantu ?' ucap rasha lagi

Cklek

Callie keluar dari kamar mandinya dengan wajah yang pucat,ia menatap rasha yang berdiri didepan pintu

'Lo berangkat aja dek. Gue baik baik aja' callie berjalan kearah ranjangnya dan berbaring

Rasha masih memperhatikan callie,ia rasanya ingin bolos kuliah saja dan menemani callie dirumah

'Masih mual banget ya?' tanya rasha

'Ya gitu deh dek,tapi udh gapapa ko' ucap callie masih dengan memejamkan matanya

'Yaudh gua berangkat ya ka. Nanti gua bilang mamah klo lu muntah muntah lagi'

tidak ada jawaban dari callie, tubuhnya benar benar sangat lemah dan perutnya sangat mual sekali



Rasha turun dan melihat kedua orang tuanya sudah berada dimeja makan ,ia langsung menyusul dan duduk.

'Pagi sayang' sapa Cindy saat melihat sang anak

'Pagi mah pah' rasha tersenyum kecil

'Kakak kmu ga sekalian diajak turun?' tanya jinan

'Kakak tidur lagi pah,dia baru aja abis muntah muntah sampe pucet banget' ucap rasha

'Yaampun. mamah liat kakak dulu ya ,kalian makan duluan aja takut kalian telat' cindy berjalan kearah tangga untuk ke kamar putrinya itu

'Pah' panggil rasha , mendengar rasha memanggil jinan meletakkan cangkir kopi yang baru saja ia minum

'kenapa?' jinan menatap putranya itu

'Aku kasian liat kakak kesiksa sendirian kaya gitu tiap pagi' ucap rasha

'Iya trus?' jinan masih memperhatikan rasha

'Bisa ga pah klo pernikahan kakak sama gabriel dipercepat aja ?' tanya rasha

Rasha benar benar tidak tega jika callie harus tersiksa setiap pagi. Dia tau callie masih memiliki orang tua yang lengkap,bahkan dirinyapun bisa mengurus callie.
Namun pasti rasanya benar benar beda jika yang mengurus adalah pasangan sendiri.

Jinan diam sesaat,ia mulai mencerna kata kata anaknya itu.
Ada benarnya juga yang diucapkan oleh rasha

'Nanti malam suruh gabriel kesini dan temui papah' ucap jinan

'Iya pah,nanti aku suruh Gabriel kesini'

'Yasudah cepat habiskan sarapan kamu,kamu ada kelas pagikan?'

Closer [Cella]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang