'Gua mau tanggung jawab atas kehamilan callie'
Semua orang tercengang saat mendengar ucapan yang Gabriel ucapkan.
Bahkan saat ini rasha menatap tak percaya kearah Gabriel.'El sumpah, ini bukan waktunya bercanda el' ucap arman masih tak menyangka bahkan ia sudah menggeleng gelengkan kepalanya
Gabriel menatap arman dan rasha bergantian 'Gua ga bercanda,gua serius'
'El ini ga lucu el' ucap rasha masih sangat amat tak percaya
'Lu liat muka gua,muka gua keliatan bercanda?. Sha gua ga gila hal kaya gini malah gua bercandain ' ucap gabriel dengan serius
'T-tapi,ini semua bukan kewajiban lu,ini bukan lu yang lakuin' entah lah perasaan rasha saat ini sangat campur aduk,ia ingin senang namun satu sisi ia juga sedih
'sha, callie harus bahagia dia gaseharusnya tersiksa kaya gini' el memegang bahu sahabatnya itu
'Gua mau bantu callie ngelewatin masa masa sulitnya ini,kasian bayi yang ga bersalah itu dia juga harus memiliki ayah sha'
Bruk
Rasha langsung memeluk erat tubuh sahabatnya itu,bahkan saat ini ia sudah menangis dipelukkan Gabriel
'El makasih, makasih banyak hiks' elpun tersenyum dan menepuk nepuk punggung rasha pelan
'Bantu gua buat ngomong sama orang tua lu ya'
Rasha melepas pelukkannya dan kini ia menatap El dengan wajah yang penuh air mata.
'Pasti el gua bakal bantu lu buat bilang sama orang tua gua'
Waktu sudah menunjukkan pukul 23.30.
Mereka sangat asik bercerita sampai sampai mereka lupa waktu dan akhirnya mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing masing.Saat ini Gabriel sudah sampai dirumah.
Perlahan ia masuk kedalam rumah,ia takut akan menggangu orang rumah yang sudah tidur.
Namun saat ia menutup pintu ,ia dibuat terkejut oleh suara sang ayah'Dari mana kamu?' ucap sang ayah
'Eh papi, belum tidur pih?' balas el sambil cengengesan
'Ketawa ketawa,kamu baru pulang udh kelayapan aja El el'
'Tadi abis ketemu temen temen pih,lagi juga nongkrong nya dicafe papi ko' ucap el yang berjalan masuk melewati sang ayah yang tengah duduk diruang keluarga
'Oh iya pih' langkah Gabriel terhenti saat hendak naik ke kamarnya
'Apa?' ucap sang ayah yang tengah sibuk dengan laptopnya
'Aku mau nanya deh sama papih'
'Nanya apa? pertanyaan kamu suka aneh aneh papih males' ucap sang ayah yang masih sibuk menatap layar laptop nya.
Gabriel berjalan mendekati sofa yang diduduki sang ayah,kini ia ikut duduk disamping sang ayah yang masih sibuk dengan laptop entahlah apa yang sedang ia kerjakan.
'Papih tau anaknya om jinan ga?' tanya el
'Ya taulah,masa iya papih gatau anak temen papih sendiri' ucap andri acuh tak acuh
'papih tau cerita salah satu anaknya om jinan?' ucap el dengan pelan namun dapat didengar oleh andri
Mendengar ucapan gabriel,andri menghentikan aktivitas nya dan kini menatap kearah el
'Callista maksud kamu?' el menganggukkan kepalanya menjawab ucapan sang ayah
'Tau,dan hanya orang orang terpercaya jinan yang tau tentang itu'
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer [Cella]
FanfictionCerita ini hanya fiksi belaka. Bijak bijak dalam membaca,jangan menyangkut pautkan dengan kehidupan pemeran real. Cerita ini murni ide saya sendiri,jika ada kesamaan itu diluar dugaan saya. Bxg