4. HARI KEDUA

564 59 5
                                    

Seperti yang sudah di jadwalkan sebelumnya, kini Darriel sedang memeriksa tiap-tiap rak buku yang letakkan tidak sesuai dengan jenis isinya dan dia melangkah ke meja depan saat mendengar suara pintu terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang sudah di jadwalkan sebelumnya, kini Darriel sedang memeriksa tiap-tiap rak buku yang letakkan tidak sesuai dengan jenis isinya dan dia melangkah ke meja depan saat mendengar suara pintu terbuka.

"pak...." sapa seorang murid yang baru masuk dan Darriel tersenyum ramah.
"mau kembaliin buku."

"oh iyaa..."

Murid itu meletakkan bukunya di meja dan Darriel segera membuka buku catatan perpustakaan untuk memeriksa tanggal peminjamannya.

"pak Darriel kan ya?" Darriel mengalihkan pandangan lalu tersenyum.

"kamu anak IPA kan?"

"iya pak, saya Dewa IPA 1." balasnya ramah.

"oh iya iya, Dewa."
"maaf belum hafal." Darriel terkekeh kecil lalu melanjutkan kegiatannya.

"nggakpapa pak."
"bapak kuliah di universitas GMM ya?" tanya Dewa setelah melirik almamater Darriel.

"iya." Darriel menatap sekilas masih dengan senyum ramahnya dan Dewa mengangguk kecil.

"bapak ngajar apa?"

"matemika Dew." balas Darriel.

"kalau boleh tau bapak orang mana ya?"

"saya?" Dewa mengangguk.
"Banjar."

"yang bener pak?" Darriel menyenggut tipis.
"searah dong kita, rumah saya di Giri." jelas Dewa.

"oh ya? jauh juga ya sekolahmu." ucap Darriel sembari menulis tanggal pengembalian buku.

"iya pak dari dulu incarannya memang sekolah disini." Darriel mengangguk.

"selamat ya keinginannya tercapai, semangat belajarnya." kata Darriel lalu berdiri berniat mengembalikan buku pinjaman Dewa ke tempatnya.

"biar saya aja pak, kan saya yang pinjam." ucap Dewa berusaha mengambil alih buku ditangan guru magangnya itu.

"makasih." Dewa mengangguk lalu melangkah menuju jajaran rak buku.

Kring... Kring... Kring..

"wah pas banget." ucap seorang guru yang baru masuk perpustakaan.

"pak Josep..." sapa Darriel sedikit membungkuk.

"silahkan istirahat, biar saya yang gantiin." ucap Josep ramah.

"terimakasih pak." Darriel tersenyum lalu mengemasi barang-barangnya dan segera melangkah keluar.

"pak Darriel mau keluar ya?" tanya Dewa dan Darriel sedikit memiringkan badannya menengok ke belakang.

"iyaa."

"bareng pak." Darriel mengangguk.

Guru dan murid itu berjalan beriringan sembari mengobrol tentang pelajaran tanpa mereka sadari dari jarak yang lumayan jauh ada seseorang yang terus menatap mereka dengan wajah datar.

ASYMMETRY [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang