Darriel berjalan menyusuri koridor untuk menuju perpustakaan karna hari ini adalah jadwalnya menjaga dan tidak ada jadwal mengajar.
Langkahnya cukup santai dan sesekali menengok saat melewati mading sekolah, koridor yang sepi karna bel masuk sudah berbunyi membuat langkah kakinya menggema pelan.
Dia buka pintu perpustakaan dan sedikit terkejut saat melihat pak Jimmy duduk di meja jaga.
"eh pak Jimmy."
"udah dateng el..." Darriel mengangguk segan.
"saya telat buka ya pak? maaf ya pak." ucap Darriel tak enak hati.
"nggak kok, saya lagi cari referensi soal buat kelas 11."
"saya baru saja mau keluar... kalau begitu saya tinggal ya." ucap pak Jimmy beranjak dari duduknya."iya pak..." Darriel melangkah menuju meja sedangkan pak Jimmy keluar perpustakaan.
"jam-jamnya sepi ini, tinggal nonton drakor boleh kan ya..." ucapnya terkekeh mengeluarkan ponsel di saku almamaternya lalu memasang headset dan membuka aplikasi untuk menonton drakor pilihannya.
10 menit kemudian
tok tok tok
Darriel yang masih bisa mendengar suara ketukan pintu segera mengantongi ponselnya.
"pak.." sapa Dewa yang masuk ke perpustaan membuat Darriel bernafas lega.
Sebenarnya tidak masalah jika guru mengetahui dia bermain HP saat berjaga karna kondisi perpustakaan juga kosong tapi Darriel merasa tak enak hati.
"lagi dengerin musik pak?" tanya Dewa duduk di kursi yang berhadapan dengan guru magangnya itu.
"lagi nonton drakor." jawab Darriel terkekeh kecil dan Dewa ikut terkekeh.
"bapak suka drakor ya?" Darriel mengangguk dan Dewa memasang ekspresi yang sulit di jelaskan.
"kenapa? aneh ya?"
"nggak kok pak, temen sekelas saya juga banyak yang suka korea tapi cewek-ceweknya sih." jelas Dewa memamerkan gigi rapinya dan Darriel hanya mengangguk.
"oh yaa.. mau cari buku apa?" Darriel bertanya untuk mengalihkan topik.
"di suruh pak Jimmy ambil buku paket biologi buat sekelas pak."
"berapa anak?"
"tadi di hitung 33 pak, saya ambil ya pak." ucap Dewa dan Darriel mengangguk.
Setelah beberapa menit Dewa kembali ke meja Darriel dengan membawa tumpukan buku paket yang lumayan tebal membuat siswa tampan itu sedikit kesulitan.
Darriel beranjak untuk membawa separuh buku yang ada di tangan Dewa.
"terimakasih pak." Dewa tersenyum manis pada Darriel.
"saya catat dulu ya." Dewa mengangguk dan Darriel mulai menghitung buku di meja yang diambil siswanya itu.
"semuanya 33 ya." ucap Darriel setelah selesai menghitung.
"iya pak, udah boleh saya bawa kan pak?" tanya Dewa dan Darriel mengangguk.
"saya bantu bawain ke kelas." ucap guru magang tampan itu sembari meraih separuh buku paket di atas meja.
"eh pak gak usah nanti malah ngrepotin bapak."
"gapapa... perpus juga lagi sepi."
"berat kalo di bawa sendiri, kelasmu juga deket.""makasih pak." Darriel mengangguk dan mereka berjalan keluar perpustakaan menuju kelas 11 IPA.
"harusnya saya bawa temen tadi, biar gak ngrepotin bapak kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYMMETRY [BELUM REVISI]
FanfictionSeorang K-popers dan seorang wibu di pertemukan semesta dalam wadah sempit dan terbiasa, begitu membuai dan terlena, hingga lupa itu semua hanya bersifat sementara, hingga wadah itu terberai tak bersisa. pertemuan yang tak terencana mencoba merajut...