Kukira mendapatkan tugas magang didaerah pinggiran kota akan menjadi momok menakutkan untukku yang terbiasa dengan hiruk-pikuk perkotaan namun semua terpatahkan saat aku bertemu dengan laki-laki manis yang menjadi anak didikku selama magang.
••••
POV DARRIEL"iel... cepat keluar...."
"katanya jam 6 berangkat? belum sarapan juga kan? keburu temennya dateng nanti...." teriak bundaku dari luar kamar."iya bunda.... sabarlah bunda." jawabku dengan suara sedikit keras.
"cepat... nanti kesiangan..." teriak beliau lagi lalu terdengar suara langkah kaki menjauh.
Ya begitulah kebiasaan dirumah, bundaku orang yang cukup disiplin sedangkan aku orang yang sangat santai dan spontan uhuy jadi tak jarang jika setiap pagi dan menjelang waktu makan rumahku akan berubah seperti pasar induk yang sibuk meneriakkan dagangan.
Kini aku sedang berdiri di depan cermin melihat penampilanku yang sudah cukup rapi, celana bahan dengan kemeja putih polos dan tentu saja almamater universitasku tapi kakiku selalu terasa berat saat ingin melangkah keluar karna hampir sebagian dinding kamarku dipenuhi hyung-hyung tampan kesayangan, rasanya ingin aku gulung semua poster itu untuk ku masukkan dalam tas dan membawanya kemanapun.
"iel....di panggil bunda, kak Bisma udah dateng..." teriak adikku tidak kalah lantang seperti suara bunda.
Dan begitulah Dina, sering memanggilku tanpa embel-embel kakak padahal aku lebih tua darinya. Kurang ajar memang, jika tidak sayang mungkin sudah ku gulung ke dalam tikar."cerewet lu..!!" teriakku dari dalam kamar.
"bunda.... dikatain cerewet sama iel....!!" teriak adikku dan terdengar suara langkah kaki menjauh.
Aku kembali beralih ke dinding, tak perduli dengan aduan Dina.
Mataku memindai setiap poster yang selalu membuatku.. ah sudahlah, kalau di jelaskan aku akan tantrum sekarang sangking cintanya dengan mereka."Hyung... iel berangkat dulu ya... iel nanti agak siangan udah pulang jadi tenang kita ketemu lagi nanti."
"jangan nakal ya hyung.. terutama hyung V awas aja kalo nakal waktu iel tinggal" celotehku memasang wajah judes seolah mereka semua bisa melihat segala macam ekspresiku.Aku melangkah menuju meja belajar, memasukkan gadget milikku ke dalam tas dan segera menggendongnya di punggung, berjalan mendekati poster hyung tercintaku untuk menciumnya lalu menyambar helm diatas meja berjalan kearah pintu.
Aku berbalik, lagi-lagi mataku menyisiri setiap sudut kamar dan dengan berat hati melangkah keluar untuk menjalankan tugas magangku di hari pertama, sebenarnya bisa saja aku tidak mengikutinya tapi aku tidak ingin menua di bangku perkuliahan yang sering membuat kepalaku pusing.
Rumahku cukup sederhana, tidak terlalu besar tapi juga tidak kecil dan tidak banyak pajangan, hanya beberapa foto di dinding, lemari sekat, vas bunga di meja ruang tamu dan beberapa tanaman hijau di depan rumah milik bundaku.
"Bisma... maaf ya agak lama, bentar ambil bekal dulu." ucapku saat melihat Bisma sedang duduk diruang tamu dan dia hanya mengacungkan jempol.
"ngapain aja sih el? Bisma daritadi nungguin baru keluar." tanya bundaku yang baru masuk rumah menjinjing kantong plastik, sepertinya beliau baru pulang dari warung kelontong di dekat rumah.
"ya nyiapin semuanya lah bun.... buku, laptop juga." jawabku sembari berjalan ke arah dapur.
"sekalian pamit sama oppa nya bun." sahut adikku yang sedang duduk di meja makan sambil memakan lauk dan aku hanya memasang wajah sinis yang di buat-buat sembari memasukkan bekalku ke ransel. Bawa bekal kayak dora, batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASYMMETRY [BELUM REVISI]
FanfictionSeorang K-popers dan seorang wibu di pertemukan semesta dalam wadah sempit dan terbiasa, begitu membuai dan terlena, hingga lupa itu semua hanya bersifat sementara, hingga wadah itu terberai tak bersisa. pertemuan yang tak terencana mencoba merajut...