28. MENJAUH

407 52 9
                                    

POV NATALA

Aku mengunci pintu kamar lalu segera melemparkan tubuh ke atas ranjang.
Dadaku sesak dan tanpa sadar bulir bening mulai menggenang dipelupuk mata.

Aku tidak tau pasti kenapa Tuhan mempertemukan kita dan membiarkanku menaruh rasa pada seseorang yang jelas-jelas tidak bisa aku miliki.

Dan lucunya, disaat perasaanku semakin besar karna perhatian dan perlakuannya, dia dengan mudah berpindah ke masalalunya seolah yang kemarin tidak berarti sama sekali.

Dan lagi-lagi semesta kembali menyadarkan bahwa seintens apapun interaksiku dengannya, itu tidak akan merubah kenyataan jika mereka masih merawat rasanya masing-masing dan membuatku teringat dengan ucapan bunda. Dia hanya penasaran denganku.

Airmataku mulai mengalir saat dadaku terasa semakin sesak dan aku terus merutuki pertemuan yang sempat membuatku tak sadar diri.
Seolah semuanya semacam gurauan namun menyakitkan.

Drrrttt

Aku merasa ponselku bergetar dan tanganku bergerak meraba sekitar untuk meraihnya lalu membaca isi pesan dari bar notifikasi.

Juna baru sampai kak
Kakak lagi apa?

Kemarin saat dia mengirimiku pesan, aku akan tersenyum salah tingkah dan segera membalasnya tapi setelah melihat kedekatannya dengan Fanny membuat dadaku semakin sesak hanya dengan melihat nama pengirimnya.

Aku melempar ponselku ke sembarang arah tapi tak berselang lama benda pipih itu kembali bergetar panjang dan aku segera meraihnya.
Aku memicing saat melihat nomor tak dikenal menghubungiku.

"halo..." ucapku setelah menggeser layar.

"ini pak iel kan?" tanya seseorang dibalik telpon.

"iya, siapa ya?"

"ini Fanny pak, simpan ya pak."

"oh Fanny... iya Fan, ada apa?"
tanyaku dengan suara sedikit serak.

"pak iel nangis?"

"nggak Fan, tadi ketiduran sebentar."

"oh... maaf ya pak jadi ganggu waktu tidurnya."
"oiya... pak iel, ada yang mau Fanny tanyakan."

Segera ku rubah posisi menjadi duduk dan meraih bantal, membawanya ke pangkuanku untuk mendengarkan pertanyaan Fanny.

"pak iel pacaran ya sama Juna?"
Aku diam dengan pertanyaan itu.
Aku juga bingung disebut apa hubunganku dengan dia, kita tidak pernah menyatakan perasaan masing-masing tapi semua sikap dan perhatiannya padaku seperti seorang pacar.

"pak?" panggil Fanny membuatku tersentak.

"ya Fan, maaf jaringan saya jelek."

"oh... jadi gimana pak? bapak pacaran sama Juna?"

"nggak lah Fan... kita cuma dekat sebagai guru dan murid, sama kayak ke kamu sama yang lainnya."

"syukurlah...." lirih Fanny masih bisa ku dengar.
"kirain Fanny kalian pacaran, soalnya Fanny mau bujuk Juna buat balikan lagi pak... Juna kayaknya juga masih sayang sama Fanny."

DEG!!

Dadaku terasa ngilu saat mendengar ucapan Fanny, bohong jika aku bilang aku tidak cemburu.

"menurut bapak gimana?"

"ya gakpapa kalo masih sama-sama suka, tapi jangan sampai lupa sama sekolahnya."

"siap pak iel.... yaudah kalo gitu pak, makasih ya pak..."

"iya Fan, sama-sama." balasnya dan kemudian sambungan telponnya terputus.

ASYMMETRY [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang